telusur.co.id - Gerakan perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah, telah mengkonfirmasi kesyahidan kepala Dewan Eksekutifnya, Sayyed Hashem Safieddine.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu (23/10/24), Hizbullah mengatakan bahwa Safieddine menjadi martir dalam “serangan udara Zionis yang brutal dan agresif.”
Sayyed Safieddine secara luas diperkirakan akan secara resmi terpilih sebagai sekretaris jenderal Hizbullah berikutnya setelah Sayyed Hassan Nasrallah terbunuh dalam serangan udara Israel di selatan Beirut pada 27 September 2024 lalu.
Dilansir dari Rai Al Youm, Sayyed Safieddine yang gugur pada usia 60 tahun adalah sosok agamawan yang telah menyelesaikan studi agamanya di kota Qom, Iran. Putranya menikah dengan Zainab Soleimani, putri mantan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani, yang gugur dalam serangan AS di Bagdad pada tahun 2020. Saudaranya, Abdullah, bertanggung jawab atas kantor Hizbullah di Iran.
Sayyed Safieddine adalah salah satu anggota pendiri Hizbullah pada tahun 1982, dan memimpin Dewan Eksekutif sejak tahun 1994.
Dia telah dijatuhi sanksi oleh Kementerian Keuangan AS sejak 2017, seperti banyak pemimpin Hizbullah lainnya, yang tercantum dalam daftar hitam AS. Dia juga terdaftar dalam daftar hitam Arab Saudi.
Selama tiga dekade, dia menangani banyak urusan sensitif sehari-hari di partai, mulai dari mengelola institusi hingga mengelola uang dan investasi di dalam dan luar negeri, dan menyerahkan urusan strategis ke tangan Sayyed Hassan Nasrallah.
Sebagaimana Sayyed Nasrallah, Sayyed Safieddine merupakan figur yang kharismatik, popular, orator dan memiliki tekad yang bulat dalam perjuangan melawan Israel.
Dalam pidato yang disampaikannya pada tanggal 13 Juli 2024, Sayyed Safieddine berkata, “Jika misi kami, seperti sekarang ini, berada di (Lebanon) selatan melawan musuh dan mempersembahkan para syuhada kami, maka kami siap mengorbankan segalanya , dan kami yakin bahwa Allah akan memberi kami kemenangan seperti yang kami lakukan pada tahun 2006.”
Dalam pidatonya yang lain pada tanggal 18 di bulan yang sama, dia menekankan bahwa “Lebanon siap berperang melawan musuh, Israel, tanpa batasan.”
Selama beberapa waktu terakhir, dia juga berulang kali menekankan apa yang telah diumumkan sebelumnya oleh Sayyed Nasrallah bahwa Hizbullah tidak akan berhenti mendukung para pejuang Gaza sampai rezim pendudukan menghentikan agresinya terhadap Jalur Gaza. [Tp]