telusur.co.id - Kepala militer rezim Zionis Israel mengatakan ada persiapan dari pihaknya untuk kemungkinan serangan darat di Lebanon.
Gelombang serangan udara terbaru ditujukan untuk “mempersiapkan tanah bagi kemungkinan masuknya kalian”, kata Herzi Halevi kepada para prajurit di Israel utara pada hari Rabu (25/9/24), seperti dilansir dari Al Jazeera.
Pernyataan ini menjadi pertanda paling gamblang terhadap kemungkinan operasi darat terhadap kelompok pejuang Hizbullah, sejak angkatan udara Israel pada hari Senin secara dramatis meningkatkan serangan udara.
“Kami tengah mempersiapkan proses manuver, yang berarti sepatu bot militer, sepatu bot manuver kalian, akan memasuki wilayah musuh, memasuki desa-desa yang telah disiapkan Hizbullah sebagai pos-pos militer besar,” ujar Halevi.
Menyinggung peluncuran rudal yang menurut Hizbullah menyasar markas besar Mossad di dekat Tel Aviv, Halevi mengatakan bahwa Hizbullah “memperluas jangkauan tembakannya, dan hari ini, mereka akan menerima respon yang sangat kuat.”
Sebelumnya, tentara Israel mengatakan pihaknya memanggil dua brigade cadangan ke utara untuk terus memerangi Hizbullah demi pemulangan ribuan warga utara yang mengungsi akibat baku tembak. Hal ini dinyatakan sebagai dari serangan Israel ke Lebanon pada pekan ini.
Dalam pesan video singkat pada hari Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulangi janjinya untuk memulangkan warga Israel yang mengungsi dan mengatakan Hizbullah sedang diserang “lebih keras dari yang dapat dibayangkannya”.
“Saya tidak dapat menjelaskan secara rinci tentang semua yang kami lakukan. Namun, saya dapat memberi tahu Anda satu hal: Kami bertekad untuk memulangkan penduduk kami di utara dengan selamat ke rumah mereka,” katanya.
Hizbullah mengatakan pihaknya telah menembakkan rudal balistik ke markas besar badan intelijen Israel Mossad, yang katanya bertanggung jawab atas pembunuhan para komandan senior Hizbullah. Israel kemudian mengaku telah menyerang lokasi peluncuran rudal di Lebanon selatan.
Lebih dari 90.000 orang telah meninggalkan wilayah selatan Lebanon untuk mencari perlindungan di wilayah utara, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Antrean panjang mobil yang meninggalkan kota-kota di wilayah selatan telah memenuhi jalan-jalan, kelompok-kelompok bantuan telah menyerukan donor darah dan sekolah-sekolah telah diubah menjadi tempat penampungan.
IOM mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia dan Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon tengah mempersiapkan diri menghadapi jatuhnya korban massal di Lebanon dan menyediakan layanan penting. “Layanan ini termasuk dukungan kesehatan mental meskipun tingkat persediaan kesehatan sangat rendah, dan persediaan mendesak sangat dibutuhkan,” imbuhnya. [Tp]