Jadi Anggota DPR RI, Nurdin Halid Siap Fokus di Persoalan Koperasi - Telusur

Jadi Anggota DPR RI, Nurdin Halid Siap Fokus di Persoalan Koperasi

Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Nurdin Halid

telusur.co.idAnggota DPR RI Periode 2024-2029 dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan II (Sulsel II), Nurdin Halid menyampaikan komitmennya untuk memperjuangkan berbagai aspirasi masyarakat, tak terkecuali persoalan ekonomi kerakyatan, seperti koperasi.

Nurdin mengatakan Koperasi menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia. Karena itu ia menyatakan persoalan Koperasi akan menjadi fokus utama kedepan. 

"Tentu seluruh aspirasi masyarakat Indonesia terutama di Dapil kami dan tentu secara spesifik isu yang akan dibawa adalah tentang koperasi tentu sebagai orang yang sering berkecimpung dengan koperasi ini akan jadi fokus utama kami di dpr kedepan," kata Nurdin usai dilantik secara resmi menjadi Anggota DPR RI di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (01/10/2024).

Di Indonesia, Koperasi sendiri beroperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong dan menekankan ekonomi kerakyatan. Hal tersebut dalam nilai-nilai Pancasila dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

"Karena koperasi adalah salah satu penggerak ekonomi negara dan masyarakat yang berorientasi pada kepentingan rakyat," tambahnya.

Diketahui, persoalan koperasi di DPR RI ini berkaitan dengan Komisi VI DPR RI.

Untuk itu, Nurdin berharap bila ia dapat mengisi posisi di Komisi VI DPR RI untuk bisa mewujudkan konsep dan aspirasi yang ia bawa untuk DPR kedepan.

"Ya insya Allah kita lihat kedepan ya," ucapnya.

Kendati demikian, Nurdin menyerahkan seluruh keputusan penempatan dirinya pada Partai Golkar sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

"Tapi saya tergantung dari partai apakah berada di Pimpinan atau di Anggota," imbuhnya.

Terakhir Nurdin berharap bila kedepan demokrasi di Indonesia akan semakin matang tentu dengan memperhatikan nilai nilai pancasila.

"Tentu saya berharap demokrasi kita kedepan akan semakin matang dengan mengutamakan nilai-nilai pancasila bukan liberal dan jangan sampai demokrasi kita menghasilkan sesuatu yang berbau kapitalis," tutupnya.


Tinggalkan Komentar