telusur.co.id - Insiden yang seharusnya tidak patut dilakukan ini terjadi di KPU Indramayu Jawa Barat. Sekelompok pendukung salah satu bakal calon (Balon) perseorangan Bupati Indramayu mengamuk dan menghancurkan sejumlah fasilitas aset Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Indramayu Rabu (24/6/2020) siang hari.
Mereka mengamuk lantaran tahap verifikasi faktual yang seharusnya mulai dilaksanakan Rabu (24/6/2020) dibatalkan secara mendadak oleh KPU Republik Indonesia. Sehingga memicu emosi para pendukung bakal calon.
Pantauan telusur.co.id dilokasi, diruangkan kerja KPU Indramayu tampak porak - poranda. Kursi, meja, kaca jendela pecah diduga dilakukan oleh para pendukung kedua pasangan bakal calon Bupati Indramayu.
Pihak aparat kepolisian Polres Indramayu masih melakukan penjagaan dan pengamanan disekitar lokasi KPU Indramayu. Namun belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam penyelidikan. Namun, beberapa orang yang terlibat langsung dalam insiden itu digelandang ke Mapolres Indramayu diduga sebagi Provokator.
Sementara itu Ketua KPU Indramayu Ahmad Toni Fatoni menjelaskan, keputusan KPU RI melalui surat edaran tidak membolehkan untuk melaksanakan tahapan lanjutan. Sampai pelaksanaan rapid tes penyelenggara secara keseluruhan.
"Sesuai agenda tahapan yang sudah direncanakan KPU masih memiliki waktu menyelenggarakan verifikasi faktual hingga 29 Juni 2020," katanya.
Terkait pengumuman dadakan kata Fatoni menuturkan, pihaknya mengakui langsung mengkonfirmasikan pengumuman tersebut ke jajaran Panitia Penyelenggara Kecamatan (PPK).
"Teman - teman PPK hari ini sedang melaksanakan rapat koordinasi terkait data akan diturunkan kepada Panitia Pemungutan Suara" ujarnya.
Sebelumnya Ahmad Toni Fatoni tidak menyangka massa akan mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas seperti kaca, meja, kursi dan fasilitas lainnya.
Disinggung pengunduran waktu verifikasi faktual mengatakan. Alasan diundurnya verifikasi faktual tersebut diketahui untuk menjaga keselamatan bersama agar tidak terjadi adanya penularan Covid-19. Sebelum melanjutkan tahapan, seluruh panitia harus menjalani rapid tes terlebih dahulu.
Sedangkan menurut ketua Tim Toto Sucartono (Tosca) Sudrajat menuturkan. Jika hal ini terjadi secara spontanitas oleh para Liansion Officer (LO) Desa dan Kecamatan. Dalam hal ini banyak pihak merasa dirugikan lantaran kekecewaan mengenai informasi secara mendadak.
"Mereka itu capek, lelah dari mulai mencari KTP, terus mengawal tiba tiba digagalkan" ucap Sudrajat.