telusur.co.id - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menganggap, pernyataan Deputi Penindakan KPK Karyoto, yang mempersilakan masyarakat mencari Harun Masiku menggunakan biaya sendiri, menunjukkan kegagalan dari lembaga anti rasuah. Padahal, selama ini, KPK dalam melakukan operasinya seperti tangkap tangan selalu gembar gembor dan mengklaim mendapat informasi dari masyarakat. 

"IPW menilai apa yang diungkapkan Karyoto mengisyaratkan bahwa KPK telah mengibarkan bendera putih, menyerah untuk mengejar tersangka eks caleg PDIP tersebut," kata Sugeng, dalam keterangannya, Kamis (26/5/22).

Sugeng menyarankan, ke depan aparat penegak hukum lainnya yakni Polri dan Kejaksaan yang dibiayai oleh uang rakyat, dilibatkan langsung menangkap Harun Masiku.

"Jadi, jangan diputarbalik, masyarakat harus mencari buronan KPK yang sudah dua tahun tidak dapat ditemukan dengan biaya sendiri," ucapnya. 

Sugeng menyindir, jika memang tidak mampu, harusnya KPK secara terus terang menyatakannya dan meminta bantuan kepada institusi lainnya termasuk TNI. Ketimbang mengimbau masyarakat boleh ikut mencari tapi dengan biaya sendiri. 

Ia menilai, desakan untuk menangkap Harun Masiku terus gencar dilakukan oleh elemen masyarakat. 

KPK telah menetapkan Harun sebagai tersangka pemberi suap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, pada Januari 2020. Wahyu sendiri telah divonis 6 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 

Vonis itu diperkuat oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta ditingkat banding. Tapi, di tingkat kasasi, Mahkamah Agung memperberat hukuman Wahyu Setiawan menjadi 7 tahun penjara. 

Sementara Harun Masiku, tersangka suap agar Wahyu memudahkannya untuk melenggang ke Senayan, resmi menjadi buronan internasional, terhitung sejak 30 Juli 2021. Hal itu dipublikasikan KPK setelah mendapat informasi dari Interpol yang telah menerbitkan red notice untuk Harun Masiku. Namun, hingga kini KPK tidak berhasil menangkap Harun Masiku. 
Diduga kuat Harun Masiku mendapat perlindungan dari pihak yang memiliki kekuatan besar terkait relasinya dengan partai besar.[Fhr]