Jelang Ramadhan, Legislator PKS Minta Pemerintah Kendalikan Harga Pangan - Telusur

Jelang Ramadhan, Legislator PKS Minta Pemerintah Kendalikan Harga Pangan

Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin (Net)

telusur.co.idAnggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah agar membuat prestasi dengan cara mengendalikan harga pangan.

Pria yang akrab disapa Akmal ini mengungkapkan bahwa saat ini, kondisi petani dan konsumen sangat tidak diuntungkan.

Berkaca dari harga gabah kering panen (GKP) yang saat ini turun menjadi 5.200 hingga 4.800 rupiah per kilogram (kg) dari kisaran 6.100-6.300 rupiah per kg pada Januari lalu.

Menurut Akmal, Terjadinya penurunan harga gabah berdampak pada kesenjangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena harga beras justru meningkat tajam.

Kalangan petani mengakui bahwa menurunnya harga gabah dari hari kr hari terus mengalami penurunan. Dari yang tadinya di harga Rp6.000/kg, sekarang malah hanya Rp 4.800/kg.

“HPP atau Harga Pembelian Pemerintah Gabah dan Beras, hingga saat ini belum dinaikan Pemerintah. Aturan HPP Gabah dan Beras yang ada saat ini, sudah 3 tahun tidak dilakukan penyesuaian dengan perkembangan yang tengah terjadi. Ini ada lagi edaran yang diteken Kepala BAPANAS yang semakin menyudutkan pihak petani,” tutur Akmal.

Akmal melanjutkan, dalam surat edaran bernomor 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang harga batas atas pembelian gabah atau beras ini, menyepakati harga batas bawah pembelian gabah atau beras mengikuti Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020 tentang Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras, yakni Rp 4.200 per kilogram (kg) di tingkat petani untuk gabah kering panen (GKP).

“Kesepakatan yang dibuat ini, mayoritas petani kecil sangat berkeberatan. Betapa banyak yang mengadukan surat edaran ini yang semakin memukul petani, dimana menghadapi pupuk mahal, Gempuran importasi beras, dan ketika sudah masuk panen raya, malah dibuat aturan yang tidak menguntungkan bagi petani kecil secara umum,” tegas Akmal.

Politisi PKS ini mengingatkan, bahwa saat ini sudah semakin dekat dengan bulan puasa. Pada kondisi ini, tidak pernah satu moment pun pemerintah mampu mengendalikan harga. Kenaikan antara 10% hingga 25% harga-harga pangan sudah dianggap wajar oleh pemerintah sehingga rakyat pun tidak mampu berbuat apapun dan hanya bisa pasrah menerima keadaan.

“Sekali-kali buatlah pemerintah ini sebuah prestasi, bahwa di saat momen puasa, harga-harga pangan stabil seperti biasa. Kalaupun naik hanya 5% , saya kira ini sebuah prestasi. Ini kondisinya, harga di tingkat petani rendah, di tingkat konsumen sangat tinggi. Terlalu jauh disparitasnya,” ungkap Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mendapat laporan, Saat ini, ongkos produksi (yang dikeluarkan) petani sudah naik 25-35 persen karena kenaikan tajam pada biaya sewa lahan, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida. Apabila petani dibiarkan merugi, produksi beras nasional kedepannya akan semakin terancam bila dibiarkan terus menerus HPP yang rendah.

“Penetapan HPP saat ini, mesti di Update, disesuaikan dengan perkembangan zaman. Karena tahun 2023 ini sangat berbeda sekali pasca pandemi covid yang banyak memukul perekonomian nasional bila dibandingkan dengan tahun 2020, termasuk regulasi yang muncul,” ujar dia.


Tinggalkan Komentar