telusur.co.id - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Jenderal Herzi Halevy, mengatakan bahwa setelah pertempuran di Jalur Gaza, tentara Israel dapat berperang di Lebanon jika diperlukan. Dia menegaskan, “tidak ada desa di Lebanon yang tidak dapat dimasuki dan dibongkar.”
“Setelah kami bertempur di Gaza, kami akan tahu bagaimana melakukannya di Lebanon jika perlu,” kata Halevy mengenai tentara Israel di Gaza tengah, menurut sebuah video yang diposting oleh tentara Israel di akunnya di platform X, seperti dilansir Rai Al Youm, Rabu (10/1/24).
Dia menyinggung peristiwa ledakan di dalam truk yang membawa bahan peledak, yang menyebabkan tewasnya enam tentara Israel, di kamp pengungsi Bureij, Jalur Gaza tengah.
“Pertempuran ini terjadi di ruang yang kompleks. Ada musuh yang telah berperang dalam waktu yang sangat lama. Itu adalah misi yang sangat kompleks, dan satu-satunya hal yang tersisa bagi kami sebagai pemimpin adalah belajar. Ini adalah perang yang panjang dan di sisi lain kami akan mendapatkan hasil yang baik,” katanya.
Pada Selasa lalu, laporan awal tentara Israel mengungkapkan bahwa ledakan yang terjadi pada Senin itu disebabkan oleh penembakan peluru artileri ke arah militan Palestina, yang mengenai tiang listrik sehingga menyebabkan bahan peledak menyala.
Menurutnya, ledakan terjadi saat tentara Israel bersiap meledakkan terowongan milik Hamas.
Sebelumnya, lembaga penyiaran resmi Israel melaporkan: “Sebuah truk berisi bahan peledak meledak kemarin sore ketika tentara teknik menjalankan aktivitasnya di kamp Bureij di Jalur Gaza tengah. Bahan peledak tersebut dimaksudkan untuk menghancurkan terowongan bawah tanah di mana tentara Israel menemukan pabrik besar untuk produksi bahan peledak dan roket jarak jauh.”
Disebutkan bahwa ledakan itu menewaskan enam tentara Israel, termasuk dua perwira, dan melukai 3 lainnya, termasuk penyanyi terkenal Israel Idan Amidi.
Tentara Israel terus melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, ketika Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengumumkan dimulainya Operasi Badai Al-Aqsa, di mana ribuan roket ditembakkan dari Gaza ke arah Israel, dan para pejuangnya menyerbu permukiman Israel di sekitar Jalur Gaza hingga menyebabkan kematian sekitar 1.200 orang Israel, dan penangkapan sekira 250 orang lainnya.
Pemboman dan operasi darat Israel di Jalur Gaza, sejak 7 Oktober, mengakibatkan lebih dari 23.000 orang tewas dan lebih dari 54.000 orang terluka. [Tp]