telusur.co.id - Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO) Jawa Timur menyampaikan permasalahan yang dihadapi permohonan kepada Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan mengenai terjadinya pendangkalan Kali Perak Surabaya.
"Kita lihat kondisi galangan kapal kita sekarang, apalagi sekarang banyak peraturan-peraturan yang terkait dengan Penerima Negara Bukan Pajak (PNPB), peraturan terkait Persus dan sebagainya. Itu harusnya kita bicara melaksanakan aturan tersebut tetapi apa yang sudah dilakukan pemerintah,” kata Wakil Ketua Umum DPP IPERINDO, Anita Puji Utami saat diwawancarai awak media, di Sheraton Hotel Surabaya, Kamis (3/10/19).
Lanjut Anita, terutama untuk galangan-galangan kapal yang ada di Kali Perak, karena mereka mengalami kesulitan yang disebabkan dangkalnya perairan di sana. Karena endapan sangat tinggi.
"Dan karena teman-teman disana adalah di bawah kendali dari Pelindo III, harapannya adalah adanya komunikasi yang baik dengan Pelindo III sehingga bisa memberikan fasilitas untuk pengerukan tersebut," imbuhnya.
IPERINDO pusat, kata dia, mengapresiasi dengan dukungan Dirjen Perhubungan Laut yang menghimbau agar Industri Pelayaran Nasional membangun kapal-kapal dalam keberlangsungan dari galangan kapal di dalam negeri.
“Himbauan Dirjen Perhubungan Laut menjadi angin segar untuk industri kapal nasional sehingga kita tidak membeli kapal second dari luar, tetapi harapannya bisa melakukan pembangun kapal di dalam negeri. Kita bisa usulkan berupa pemberian insentif untuk industri pelayaran yang membangun kapal di dalam negeri sehingga balance,” imbuhnya.
Ketua IPERINDO Jawa Timur, M. Hermono mengatakan, Kali Perak yang berada di jalan Nilam Surabaya terdapat 8 galangan kapal dan itu memperkerjakan 3000 tenaga kerja. Namun, kedalaman Kali Perak yang tadinya 3 meter sekarang hanya 1,5 meter sampai 1 meter. Apabila Kali Perak semakin dangkal dan kapal tidak bisa masuk, berarti akan terjadi PHK.
“Saya mohon kepada pemerintah untuk menindaklanjuti dengan sesegera mungkin mengadakan pengerukan di Kali Perak Surabaya, karena kalau tidak 3000 X 3 karyawan beserta keluarganya akan menyedihkan,” beber Hermono mengingat nasib keluarga karyawan Galangan Kapal.
"Sudah menghubungi ke otoritas pelabuhan, ke Pelindo, tapi sampai sekarang belum mendapat respon, sudah berkali-kali dari tahun 2017. Sudah berkirim surat ke Dirjen tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya."
IPERINDO Jawa Timur mempunyai anggota ada 54 yang tersebar mulai dari Banyuwangi, sampai pantai Lamongan, itu Galangan Kapal Jawa Timur.
“Jawa Timur menjadi icon nasional dan dunia, karena kita punya PT. PAL yang sudah meluncurkan Kapal Selam yang canggih, Kapal Penyapu Ranjau. Kita bisa ekspor ke Mancanegara,” lugas Hermono.
Harapannya kapal-kapal besar bisa masuk di Kali Perak. Galangan Kapal yang bisa menerima kapal dengan kapasitas 2000-3000 ton, tapi sekarang hanya bisa menerima kapal dengan kapasitas 100-200 ton, karena kedangkalan Kali Perak,” tutupnya.[Tp]
Laporan: Arianto Deni