Kemajuan Teknologi Hendaknya Dimanfaatkan Pemuda dalam Berpartisipasi Membangun Bangsa - Telusur

Kemajuan Teknologi Hendaknya Dimanfaatkan Pemuda dalam Berpartisipasi Membangun Bangsa


telusur.co.id - Di era digital saat ini, para pemuda dituntut untuk terus mengembangkan diri, mengasah keterampilan, agar mampu berkompetisi. Sebab, jika pemuda tidak memiliki kemampuan, maka akan kalah bersaing.

Dosen Untag Surabaya Bambang Kusbandrijo mengatakan, pemuda sebagai Agent of Change dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik.

"Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda berperan penting dalam proses pembangunan dan berpartisipasi untuk menyelesaikan tantangan persoalan dalam bidang sosial-ekonomi dan lingkungan khususnya di era digital saat ini," kata Bambang dalam diskusi #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Pemuda dan Masa Depan Bangsa pada Era Digital" pada Selasa (6/9/22).

Untuk mewujudkan pemuda harapan bangsa, ujar Bambang, mulailah dari berpikir dan berkompetensi global, bersikap, berperilaku pancasilais. 

"Pemuda harus berpikir inovatif, kreatif dan produktif dengan jiwa kewirausahaan, serta mengoptimalkan layar sentuh membanjiri konten jagat internet dengan informasi budaya bangsa," tutur Bambang.

Bagi Bambang, setiap warga negara harus berjiwa patriotik untuk bangga dan memajukan bangsa.

"Era digital ini wahana efektif untuk berkontribusi positif dengan menghadirkan layar sentuh dengan konten positif dan produktif untuk memajukan bangsa," kata dia.

Zahid Asmara Sinematografer menambahkan, sebagai pilar dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia perlu dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterima dan didistribusikan dari dan ke berbagai
platform digital.

Menurut Zahid, metode asal beda tak selamanya berlaku di tengah gempuran serba tiru. Oleh karenanya, literasi, identitas diri melatih critical thinking bagaimana memecahkan hambatan harus terus diasah.

"Kecakapan akseleratif dan olah perspektif dalam menyikapi suatu halangan perlu dilatih. Critical thinking pula mengasah kepekaan, bagaimana mengaktualisasi baik dari situasi (tantangan) ataupun posisi (peluang)," ujar Zahid.

Zahid menjelaskan, kecakapan digital tidak terbatas pada wawasan atau penguasaan baik dari segi teknologi, teknik, fitur, ataupun platformnya saja, namun lebih dari itu adalah “logic’, language & legit.

Sementara itu, Koordinator Divisi Pengembangan Penggerak dan Komunitas/Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian Nur Solikhin, menjelaskan tentang etiket berinternet yaitu tata krama dalam menggunakan internet.

"Kita harus selalu menyadari bahwa kita berinteraksi dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekedar dengan deretan karakter huruf di layar monitor, namun dengan karakter manusia sesungguhnya," kata Solikhin.

Untuk itu, Solikhin mengajak para pemuda mengenal beberapa netiket. Yakni, ingat keberadaan orang lain, jangan seenaknya orang lain, teliti sebelum berbagi, jangan sebar hoax, Jaga privasi orang lain, jangan sebar data pribadi mereka, beri komentar dan saran yang baik, jangan kasar.

"Hormati nama baik orang lain, jangan cemarkan mereka. Simpan masalah pribadi, jangan umbar di medsos. Simpan pembicaraan privat, jangan umbar di ruang publik. Hargai orang lain, jangan memaksakan pendapat. Hargai karya orang, jangan copas tanpa izin. Tulislah dengan sopan, jangan hurup kapital semua," kata Solikhin.

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.[Fhr]


Tinggalkan Komentar