telusur.co.id - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengajak pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang ekspor jasa kreatif ke Korea Selatan guna memperluas pasar dan meningkatkan daya saing industri kreatif Indonesia di level internasional. Karena, Indonesia dan Korsel telah membuka peluang besar ekspor jasa kreatif bertajuk Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).
Hal itu disampaikan Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia Kemendag Wijayanto dalam seminar perkembangan pemanfaatan IK-CEPA di bidang jasa kreatif. Seminar tersebut digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Kabupaten Tangerang, Banten.
"Kementerian Perdagangan mengajak pelaku usaha, eksportir, dan pelaku jasa kreatif memanfaatkan peluang ini secara maksimal," kata Wijayanto dalam keterangannya, Jumat (11/10/24).
Wijayanto menerangkan bahwa perjanjian IK-CEPA memiliki elemen-elemen substantif yang mendukung pembukaan akses pasar di sektor jasa.
"Jika dimanfaatkan dengan maksimal, IK-CEPA dapat mendorong signifikan ekspor jasa kreatif Indonesia ke Korea Selatan,” terangnya.
Sementara itu, Atase Perdagangan Seoul Eko Prilianto mengatakan, salah satu keunggulan IK-CEPA adalah kerja sama yang mencakup perdagangan jasa.
Cakupan perdagangan jasa dalam skema IK-CEPA lebih banyak dibandingkan yang tertuang dalam Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Eko menuturkan, IK-CEPA dapat membuka akses pasar lebih luas di subsektor jasa kreatif di Korea Selatan, antara lain hiburan, gim, serta audio visual.
"Perjanjian ini juga membuka kesempatan bagi 118 kategori profesional Indonesia, yang sebagian di antaranya berkaitan dengan industri jasa kreatif untuk bekerja di Korea Selatan,” kata Eko.
Sementara itu, Analis Perdagangan Kementerian Perdagangan Bambang Sumarjono yang juga menjadi narasumber menyampaikan, usaha mendorong ekspor jasa kreatif ke Korea Selatan sejalan dengan upaya Indonesia mendorong ekspor kreatif dalam bentuk barang dan jasa.
Ia menguraikan, beberapa produk jasa dan industri kreatif unggulan Indonesia adalah animasi, gim, komik, jasa ritel, jasa konstruksi, jasa bisnis, kerajinan kriya, dan fesyen.
Ia juga mengatakan, strategi peningkatan ekspor jasa ke mancanegara, termasuk Korea Selatan, dapat didorong melalui pembukaan akses pasar menggunakan perjanjian dagang, fasilitasi sertifikasi dan kompetensi, serta beragam kegiatan promosi.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) Indra Purnama mengatakan, Korea Selatan memiliki ekosistem yang kuat dalam mendukung para pelaku usahanya.
Dalam hal dukungan terhadap sektor kreatif, Korea Selatan menyasar ekspansi global melalui sinergi pemerintah dengan perusahaan Korea Selatan tingkat global dan hiburan digital.
Sementara itu, terkait dengan ekosistem perusahaan rintisan yang salah satunya bergerak di industri kreatif, setidaknya ada tujuh aspek yang dapat dibenahi di Indonesia. Ketujuh sektor tersebut adalah pendanaan, infrastruktur, jaringan mentor, pasar, regulasi, inkubator akselerator, dan lembaga pendidikan.
Direktur Eksekutif Indonesia Digital Services Dialogue Council Devi Ariyani dalam seminar kali ini menyampaikan peluang dan tantangan industri jasa kreatif digital Indonesia di pasar global.
"Ekspor ekonomi kreatif Indonesia dapat menerapkan perdagangan lintas batas dan konsumsi produk dan jasa di luar negeri (overseas consumption)," kata Devi.
Untuk meningkatkan daya saing layanan kreatif digital Indonesia, langkah yang dapat dilakukan adalah memperbanyak pendidikan dan pelatihan, akses pembiayaan, akses teknologi digital, akses pasar, dan perlindungan terhadap kekayaan intelektual.
Sementara itu, Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi, dan Radio Kementerian Komunikasi dan Informatika Iman Santosa mengatakan, masih banyak potensi ekonomi kreatif Indonesia yang dapat dikembangkan.
Potensi kontribusi ekonomi kreatif di Indonesia dapat mencapai 20 persen terhadap ekonomi kreatif global. Untuk mencapai potensi tersebut, digitalisasi ekonomi kreatif menjadi hal penting.[Fhr]