telusur.co.id - Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, pada Selasa (11/3/2025). Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas pelaku UMKM melalui program upskilling dan reskilling berbasis digital
Rektor UICI, Prof. Laode Masihu Kamaluddin mengutarakan bahwa, inisiatif ini selaras dengan pendekatan pendidikan UICI yang berbasis Artificial Intelligence Digital Simulator Teaching Learning System (AI-DSTLS). Menurutnya, bisnis inkubator yang akan dikembangkan dalam kerja sama ini sangat relevan, terutama dengan program studi Bisnis Digital di UICI.
“Di UICI, kami menerapkan project-based curriculum yang memungkinkan mahasiswa belajar melalui praktik langsung. Dengan mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia dan dunia, inkubator bisnis bukan sekadar pendukung, tetapi menjadi kurikulum itu sendiri,” tandas Prof. Laode.
Ia menjelaskan. pelaksanaan program digitalisasi ini akan melibatkan langsung para pelaku UMKM. Para pelaku UMKM akan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka melalui berbagai program pembelajaran, seperti short course atau pendidikan formal berbasis digital.
Dengan demikian, mereka tidak hanya menerima pelatihan teknis, tetapi juga mampu membangun kemampuan digital secara mandiri dalam menjalankan usahanya.
“Yang mengerjakan nanti bukan UICI, tetapi anggota UMKM sendiri. Sehingga mereka nantinya dalam periode tertentu, kita harapkan, mereka mengikuti short course atau degree. Begitu selesai, mereka mampu berjalan sendiri. Karena dalam konsep kita, setiap mahasiswa harus bisa membuat kemampuan digital,” tutur Prof. Laode.
Ia juga menambahkan, UMKM di Indonesia selama ini hanya mampu bertahan, tetapi belum banyak yang naik kelas. Salah satu penyebabnya adalah minimnya akses terhadap teknologi dan keterampilan digital yang memadai.
Oleh karena itu, digitalisasi menjadi faktor kunci dalam mendorong UMKM untuk berkembang lebih jauh. Dengan adanya digitalisasi, UMKM dapat memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengembangkan inovasi produk dan layanan yang lebih kompetitif.
“UMKM ini mampu bertahan. Ia hanya bertahan saja. Tapi tidak naik-naik kelas. Untuk bisa naik kelas, maka digitalisasi inilah yang bisa mendorongnya, dengan hal yang baru,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian UMKM RI, Arif Rahman Hakim menjelaskan bahwa. sektor UMKM memiliki potensi besar yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu, kerja sama dengan UICI diharapkan dapat memberikan kontribusi luas bagi ekosistem UMKM nasional.
“Banyak yang bisa kita kerja samakan karena sektor UMKM ini multi-disiplin. Kita bisa berkontribusi pada banyak hal, dan mudah-mudahan kita semua di sini ingin berkontribusi dan berdampak ke seluruh masyarakat di Indonesia,” papar Arif.
Ia juga menegaskan bahwa, pemerintah telah lama mengalokasikan 40% anggaran untuk belanja produk UMKM sebagai bagian dari tekad menjadikan UMKM sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Namun, ia juga mengakui bahwa tantangan besar yang dihadapi saat ini adalah tingginya angka pengangguran dan industrialisasi yang masih mengalami berbagai hambatan.
“Sekarang kita ada tantangan, pengangguran kita lumayan tinggi. Industrialisasi kita punya tantangan yang berat juga. Inilah tantangan buat kita, bagaimana kita memulai, supaya anak-anak muda kita bisa memiliki usaha yang produktif yang bisa menyerap lapangan kerja juga,” tutup Arif. (ari)