Kepala BNPT Minta Masyarakat Jadi Bagian Melawan Paham Radikal Intoleran - Telusur

Kepala BNPT Minta Masyarakat Jadi Bagian Melawan Paham Radikal Intoleran

Diskusi bertajuk 'Generasi Muda Sasaran Paham Radikalisme' di Kafe Merah Putih, Jakarta Pusat, Selasa (30/11/21). (Foto: telusur.co.id/Fahri).

telusur.co.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar mengingatkan generasi muda akan adanya ideologi-ideologi yang berbasis kekerasan. Menurut Boy, ideologi kekerasan bisa mengarah menjadi ideologi aksi terorisme.

“Ideologi kekerasan ini umumnya intoleran radikal menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang di dalam hukum kita itu bisa menjadi sebuah produk kejahatan terorisme,” kata Boy dalam diskusi bertajuk 'Generasi Muda Sasaran Paham Radikalisme' di Kafe Merah Putih, Jakarta Pusat, Selasa (30/11/21).

Menurutnya partisipasi masyarakat luas sangat diperlukan agar aksi-aksi kekerasan akibat paham ideologi radikal ini tidak terjadi dalam masyarakat.

“Kita menyadari, kita adalah bangsa yang memiliki ideologi yang sangat baik yakni ideologi Pancasila. Kita tentunya berharap ideologi-ideologi kekerasan yang datang ke masyarakat kita itu tidak menjadi pilihan masyarakat,” kata Boy.

“Tetapi sebaliknya, masyarakat tentunya menjadi bagian dari perlawanan dalam mitigasi merebaknya paham-paham radikal intoleran dan radikal terorisme,” sambungnya.

Dalam hal ini, Boy menyebut bahwa salah satu tugas dari BNPT yaitu membangun semangat kekuatan kolektif masyarakat agar tetap merujuk kepada ideologi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu ideologi negara yakni Pancasila.

Menurut Boy, umunya ideologi-ideologi kelompok radikalis teroris  pada umumnya  tidak sejalan dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

“Mereka anti terhadap ideologi kita, anti terhadap konstitusi kita, mereka bahkan bisa menyalahgunakan agama, mengatasnamakan kegiatan-kegiatan kekerasan itu atas nama agama. Itu tentu sesuatu yang tidak kita harapkan,” urai Boy.

Karenanya, Boy meminta kepada masyarakat untuk hidup rukun berdampingan secara damai, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan.

"Jadi perbedaan itu adalah bagian dari anugerah Yang Maha Kuasa yang harus kita pelihara. Kalau perbedaan dipertentangkan terus, yang ada adalah friksi," ungkapnya.

Boy pun meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya ideologi yang dengan sengaja bisa menimbulkan konflik di dalam masyarakat yang bisa membelah semangat untuk bersatu, dan merusak semangat untuk menghargai perbedaan. [Tp]


Tinggalkan Komentar