telusur.co.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menghimbau pentingnya membangun ketahanan budaya agar bangsa Indonesia tidak kehilangan akar kebudayaannya di tengah arus globalisasi.
"Penting bagi kita semua untuk bersama membangun ketahanan budaya bangsa. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah menjadi pintu masuk bagi paham-paham dan budaya asing. Jika tidak disikapi dengan sungguh-sungguh, maka bukan tidak mungkin ketahanan budaya kita akan semakin rapuh. Lambat laun kita akan kehilangan satu demi satu akar kebudayaan kita," kata Bamsoet, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikannya usai menghadiri acara peresmian replika Kraton Majapahit di Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (7/5) malam.
Dia pun mengapresiasi peresmian replika Kraton Majapahit yang digagas mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono sebagai gelombang kebangkitan nasional bangsa Indonesia di bidang kebudayaan.
"Kraton Majapahit Jakarta yang berada di daerah Cipayung, Jakarta Timur, ini merupakan replika dari sebagian Istana Raja Majapahit yang pernah ada di Jawa Timur pada tahun 1292-1526 M. Memiliki sejumlah fasilitas layaknya Kraton Majapahit sebenarnya, antara lain Taman Madakaripura, Pendopo Maharaja Hayam Wuruk, Balairung Mahapatih Gajah Mada dan Alun-Alun Wilwatikta," ujarnya.
Dia menilai keberadaan Kraton Majapahit itu sangat dibutuhkan oleh generasi muda Indonesia untuk mengetahui dan mempelajari sejarah bangsa Indonesia. Terlebih, lanjut dia, globalisasi saat ini membawa tantangan terhadap nilai-nilai kearifan lokal dan budaya bangsa.
"Kraton Majapahit Jakarta merupakan replika dari sebagian Istana Raja Majapahit yang pernah ada di Jawa Timur pada tahun 1292-1526 M. Melalui Kraton Majapahit Jakarta, kejayaan Kerajaan Majapahit kembali coba ditampilkan sebagai salah satu bukti bahwa kita adalah bangsa yang besar serta memiliki budaya yang kuat," katanya.
Pada kesempatan tersebut, turut hadir antara lain Wakil Presiden Ke-6 RI Try Sutrisno, mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono.
Hadir pula mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar, mantan Menteri Tenaga Kerja Abdul Latief, mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, mantan Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan, Mantan Ketua Mahkamah Konsitusi Jimly Asshiddiqie, hingga mantan Menko Perekonomian Chairul Tanjung.[]