telusur.co.id - Guna mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dalam penurunan jumlah balita stunting di Indonesia, PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mendukung Pemerintah Kota Surabaya melalui Program “Sinergi Kuat, Surabaya Hebat” dengan melaksanakan program Balita Asuh di Kecamatan Krembangan.
Program yang dimulai pada bulan Juli 2023 ini bertujuan untuk mencegah dan menangani kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis.
Hari ini (Senin 24/6/2024), program tersebut telah memasuki bulan terakhir dari masa kerja sama antara Kecamatan Krembangan, TPS dan RS PHC Surabaya. Dari total 28 anak yang menjadi balita asuh TPS, setelah dilakukan intervensi gizi, 18 telah dinyatakan bebas stunting.
Camat Krembangan, Drs. Harun Ismail, MM, mengucapkan terima kasih kepada TPS, yang merupakan anak usaha dari Sub Holding Pelindo Terminal Petikemas karena telah membantu mengatasi masalah stunting, khususnya di wilayah Krembangan.
“Alhamdulillah, mewakili Pemerintah Kota Surabaya, saya mengucapkan terima kasih kepada TPS dan RS PHC Surabaya yang telah berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kecamatan Krembangan. Berkat upaya bersama ini, Kecamatan Krembangan kini dapat menjadi kawasan zero stunting,” ucapnya saat menghadiri kegiatan pemeriksaan stunting terakhir.
Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo menyampaikan bahwa, keberhasilan program penurunan angka stunting di Surabaya tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak yang berkomitmen untuk memperbaiki kualitas hidup anak-anak di wilayah ini. Dalam upaya tersebut, PT TPS dan RS PHC Surabaya memainkan peran penting melalui program 'Eliminasi Stunting di Kecamatan Krembangan.
“Kolaborasi antara PT TPS dan RS PHC Surabaya dalam mendukung Pemerintah Kota Surabaya menurunkan angka prevalensi stunting mulai menunjukkan hasil yang signifikan. Komitmen awal TPS adalah mengasuh 11 balita, namun dengan pemberian susu serta kudapan tinggi protein, vitamin serta monitoring rutin, beberapa anak dinyatakan bebas stunting dalam kurun waktu antara 3 hingga 4 bulan, yang kemudian digantikan balita lainnya,” tuturnya.
Program Balita Asuh ini telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kota Surabaya, saat Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya berkunjungan ke kantor TPS dan menyaksikan secara langsung jalannya pemeriksaan tumbuh kembang balita pada bulan September 2023 lalu.
“Maka tidak mungkin Surabaya merdeka melawan stunting, kalo tidak ada masyarakatnya yang bertempur bersama pemerintah, dan ini luar biasa Terminal Petikemas yang tidak hanya memberikan donasi tapi juga memberikan program,” ucap Eri Cahyadi menyatakan dalam sambutannya.
Gotong royong berbagai pihak menekan angka stunting di Kota Surabaya terbukti berhasil Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Surabaya tercatat di level 1,6 persen. Padahal, di tahun 2021 masih tercatat sebanyak 28,9 persen dan menurun signifikan di akhir tahun 2022 menjadi 4,8 persen. Pemkot pun semakin optimis di tahun 2024, angka kasus stunting terus menurun.
Direktur Utama PT Pelindo Husada Citra (PHC), dr. Henny Veirawati menjelaskan, "Intervensi program yang dilakukan terhadap anak-anak yang masuk dalam program di antaranya pemberian vitamin dosis tinggi, kudapan bergizi, hingga konsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik RS PHC Surabaya,” ucapnya.
Dengan dukungan dan komitmen dari berbagai pihak, kolaborasi antara TPS dan PHC dalam menurunkan angka stunting diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat tetapi juga meningkatkan kualitas hidup generasi penerus bangsa, demi mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat dan produktif.
“TPS berkomitmen tidak hanya fokus pada kegiatan bisnis semata tetapi juga berdampak positif pada kehidupan masyarakat, termasuk di bidang kesehatan melalui upaya pengentasan angka prevalensi stunting. TPS berupaya melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menyentuh langsung aspek kehidupan masyarakat,” sebut Wahyu. (ari)