telusur.co.id - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menyayangkan perlakuan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang memaksa tunarungu agar berbicara. Ace menilai, sebagai seorang pejabat, perilaku Mensos sangat tak pantas. Pasalnya, Risma sebagai pejabat negara tidak seharusnya memaksa kelompok difabel untuk berfungsi normal.
"Saya tidak mau berkomentar lebih jauh terkait peristiwa itu, kecuali hanya bisa berkata ironis," ujar Ace dalam keterangan persnya, Senin (6/12/21).
Politikus Partai Golkar ini mengatakan, keterbatasan dan perbedaan fisik orang lain semestinya dihargai. Bukan justru memaksakan orang dengan keterbatasan fisik sesuai dengan kemampuan fisik secara normal.
“Mereka juga pasti ingin bicara seperti halnya manusia yang bisa berkomunikasi secara normal. Namun keterbatasan untuk bicara tak bisa dipaksa," ujar Ace.
Bahkan legislator dapil Jawa Barat II tersebut mengungkapkan, orang dengan disfungsi fisik semestinya mendapat pelayanan yang sama di mata negara. Sebab, sudah menjadi tugas negara untuk memastikan agar kelompok disabilitas dapat menjalani kehidupan sebagaimana warga negara biasa.
“Mereka berhak untuk hidup sebagaimana layaknya manusia yang normal dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya. Bukan dengan dipaksa untuk bisa layaknya manusia yang bicara dengan kemampuan normal. Bahkan, negara harus hadir memberikan pelayanan agar mereka tetap memiliki keberfungsian sosial seperti halnya manusia normal," tandas Ace. [Tp]
Komisi VIII DPR Sayangkan Perilaku Mensos Paksa Tunarungu Berbicara

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily. (Foto: telusur.co.id/Fahri).