telusur.co.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut tawuran yang terjadi di Pasar Rebo, Jakarta Timur beberapa waktu lalu diakibatkan salah satunya ialah faktor keterikatan antarsekolah.
"Kalau yang terjadi di Jakarta atau Pasar Rebo itu dua kemungkinan, termasuk ada kaitannya dengan keterikatan antarsekolah," kata Komisioner KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi awak media, dikutip Jumat (2/2/24).
Lebih lanjut Diyah mengatakan, bahwa pada periode bulan Januari-Februari biasanya anak-anak siswa mulai masuk sekolah.
"Kemudian kalau akhir tahun biasanya ada geng sekolah melakukan perekrutan. Dan Januari-Februari itu mereka menunjukan sudah tergabung di dalam kelompok, kemudian menunjukan dedikasi semacam itu. Loyalitas terhadap kelompok geng," ujar Diyah.
Selanjutnya, Diyah mengungkapkan, tawuran menjadi perhatian utama pihaknya dan hal itu terjadi lantaran banyak faktor.
"Pertama mulai dari geng sekolah, gabungan sekolah, atau geng antarlingkungan atau daerah," ucap dia.
Diyah berujar, tawuran ini bakal terjadi pada Desember hingga Februari, sampai di bulan puasa.
"Kemudian akan berulang lagi di liburan Juni-Juli," imbuhnya.
Lantas, ia meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengaktifkan kembali pos ronda atau poskamling.
"Meski di daerah perkotaan, itu penting kaitannya laporan masyarakat kepada keamanan di sekitar. Ini juga bisa memantau anak-anak yang pulangnya sampai malam atau pagi," kata Diyah. [Fhr]