Lagi-lagi, Anies Bungkam si Pesimis - Telusur

Lagi-lagi, Anies Bungkam si Pesimis


Telusur.co.id - Oleh: Achmad Rizki, Bacaleg Dapil 8 NasDem/eks Wartawan Jawa Pos

Seperti bisul yang pecah. Lega sekali. Itu nampak terlihat dari raut wajah calon presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar. Semringah. Tebar pesona. 

Senyum mengembang sepanjang jalan. Gusar dan murung hilang tersapu kebahagiaan. Keduanya kini adalah resmi menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden. 

Keduanya adalah kontestan pertama yang mendaftar. Keduanya diantar langsung oleh elite tiga partai pengusung. Masing-masing yakni Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan elite NasDem dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan elite PKS lainnya. Sementara dari PKB juga diramaikan oleh Elite dan simpatisan PKB. 

Tumpukan sinisme, propaganda, fitnah yang dialamatkan padanya meleleh. Tandas ke dasar. Anies menang untuk kesekian kalinya. Bahkan, sejak awal di deklarasikan sebagai calon presiden. Nyaris tak ada sumbatan yang tidak dia lewati dengan baik. Pembuktian yang sempurna. 

Tapi kebahagiaan yang terpancar bukan hanya di wajah Anies Baswedan. Mereka yang selama ini turut mendampingi Anies juga terasa kebahagiaannya. Di antaranya, Waketum NasDem Ahmad Ali. Ia yang pada banyak kesempatan selalu berada disamping Anies Baswedan terlihat sangat bahagia. 

Pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pasangan capres-cawapres hari ini membuktikan bahwa Anies dan seluruh kekuatan politik di belakangnya tidak main-main. 

Semuanya satu irama menjawab segala tuduhan dan fitnah. Bahkan, Anies dengan nada menyindir, dia menyampaikan permohonan maaf kepada mereka yang pesimistis. 

"Hari ini kita berkumpul di sini, mohon maaf karena kami telah mengecewakan mereka-mereka yang pesimis, kepada mereka yang mengatakan kapal ini tidak akan berlayar. Mereka yang sinis mengatakan NasDem akan balik arah saat akhir, PKS akan mundur disaat akhir, hari ini seluruh Indonesia melihat kata-kata sinis itu lenyap dan terbukti kita solid," tegas Anies. 

Pernyataan ini adalah tamparan keras bagi mereka yang selama ini memandang remeh. Kini, Anies menatap masa depan perjuangan seluruh kekuatan politik yang dia pikul dan menatap istana negara dengan cerah. Anies memberi pelajaran penting bahwa Keteguhan, komitmen yang kuat, dan pantang menyerah tak mungkin bisa dipatahkan. Semakin kuat tekanan yang dia terima, semakin meneguhkan perjuangannya. 

Arus perubahan telah mengalir deras. Melawan arus perubahan sama artinya dengan menentang sunnatullah. Perubahan adalah keniscayaan. Tak bisa dibendung. Arus besar itu bakal menerjang segala rintangan. Apalagi Anies didukung oleh kekuatan mayoritas yang sudah jenuh dengan keberpihakan palsu yang nyata dirasakan masyarakat.


Tinggalkan Komentar