telusur.co.id - Pasukan Israel secara sistematis menjadikan serangan terhadap rumah sakit di Jalur Gaza sebagai bagian dari rencana untuk melumpuhkan sistem perawatan kesehatan di wilayah yang terblokade tersebut, ungkap kantor media Gaza.
Dilansir Presstv, Senin (25/11/24), kantor media pemerintah dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (24/11/24) menyatakan bahwa fasilitas medis di Jalur Gaza “telah dinyatakan sebagai target” bagi pasukan militer rezim tersebut.
Pasukan Israel “mengebom, mengepung, dan menyerbu rumah sakit , membunuh dokter dan perawat, melukai yang lain setelah secara langsung menargetkan mereka.”
Kantor itu lantas menyebutkan bahwa lebih dari 1.000 dokter dan perawat telah dibunuh oleh rezim Israel sejak Oktober 2023.
“Lebih dari 310 personel medis lainnya ditangkap, disiksa, dan dieksekusi di penjara,” tambahnya.
Dikatakan bahwa pasukan Zionis juga telah “mencegah masuknya pasokan medis, delegasi kesehatan, dan ratusan ahli bedah ke Gaza.”
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, Hussam Abu Safiya, terluka dalam serangan udara Israel terhadap fasilitas tersebut pada hari Sabtu.
Rumah sakit Kamal Adwan —salah satu dari tiga fasilitas medis yang hampir tidak beroperasi di daerah tersebut—dibom di semua departemennya sejak Israel mengintensifkan pemboman di wilayah utara dan memblokir masuknya bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang terkepung selama lebih dari 50 hari. [Tp]