telusur.co.id - Rumah Sakit Daerah (RSUD) Dr. Soetomo, Surabaya menghadapi ancaman serius dari peretas yang mencoba mencuri data pasien. Direktur Utama (Dirut) RSUD Dr. Soetomo, Prof. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, SpKK(K) menegaskan bahwa, rumah sakit ini telah mengambil berbagai langkah antisipasi untuk melindungi data pasien dari serangan cyber.
Menurut Prof. Cita, ribuan data pasien yang masuk setiap hari menjadikan RSUD dr Soetomo target empuk bagi peretas.
“Kami harus berhati-hati karena di mana-mana terjadi kebocoran data. Rumah sakit dengan 1.300 tempat tidur dan puluhan pasien di poli klinis menjadi sasaran empuk. Kami berupaya agar peretasan tidak terjadi,” bebernya saat menggelar webinar “Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Ancaman Cyber Crime di Lingkungan Rumah Sakit: Membagi Pengalaman dan Strategi” yang digelar di Ruang Loka Widya Husada. Selasa, (09/7/2024) pagi.
Sejauh ini, belum ada peretas (hacker) yang berhasil masuk ke sistem RSUD Dr. Soetomo. Ancaman serangan langsung diatasi oleh tim IT.
“Belum ada peretas yang masuk. Ancaman ada, tapi langsung dihilangkan,” tukas Prof Cita, sapaan akrabnya.
Dia juga menegaskan bahwa, ada upaya peretasan untuk mengambil data vaksin merah putih, namun berhasil diidentifikasi dan tidak ada data yang diambil.
“Peretas itu hanya nemplok, tapi tiba-tiba data vaksin merah putih muncul. Itu bukan data pasien, mungkin hanya iseng. Meski begitu, itu membuat saya khawatir. Tapi tim IT bekerja 24 jam,” tegasnya.
RSUD Dr. Soetomo kini memiliki 60 tenaga ahli IT yang bekerja 24 jam untuk melindungi data pasien.
“Tim ITKI (Instalasi Teknologi Komunikasi dan Informasi) terus menguatkan dengan backup data, dibantu oleh Diskominfo dan Kementerian Kominfo RI,” sambungnya.
Selain itu, staf di RSUD Dr. Soetomo dilarang membuka situs judi online, pornografi, dan game online karena dapat menjadi pintu masuk peretas.
"Kami sudah mengeluarkan SE direksi untuk memperingatkan bahwa, jaringan di RSUD Dr. Soetomo hanya untuk pekerjaan, tidak untuk mengakses situs lain seperti judi online, game online, dan pornografi,” lugasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, S.SI, M.IP. mengungkapkan bahwa, sepanjang tahun 2024, RSUD Dr. Soetomo menghadapi ancaman dari lebih dari 15 ribu peretas. Dari 38 domain yang dimiliki, beberapa domain sering mendapat ancaman peretas.
“Kebanyakan peretas berasal dari negara tetangga seperti Singapura, serta dari Amerika, Bulgaria, United Kingdom, dan Finlandia,” papar Sherlita.
Sherlita menyarankan agar instansi di bawah Pemprov Jatim menggunakan domain Jatimprov.go.id untuk mendapatkan keamanan tambahan.
“Menggunakan domain Jatimprov.go.id memberikan keuntungan berupa status resmi sebagai aplikasi website Pemprov Jatim dan bantuan monitoring dari Kominfo,” tuturnya.
Perlu diketahui, narasumber yang dihadirkan selain Kadis Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin yakni, Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol. Luthfie Sulistiawan, S.I.K., M.H., M.Si., Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim, AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, S.I.K., S.H., M.H., Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pembangunan Manusia BSSN RI, Agus Prasetyo, S.Kom., M.M., Kasi Keamanan Teknologi Informasi, Direktorat Pengembangan Teknologi dan Sistem Informasi, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (DPTSI-ITS), Hatma Suryotrisongko, S.Kom., M.Eng., Ph.D., dan Kepala Instalasi Teknologi Komunikasi dan Informasi RSUD Dr. Soetomo, dr. Jemmy Andijaya Sutantio, Sp.B., M.Ked.Klin. (ari)