telusur.co.id - Korban kecelakaan kereta di India, jumlah dilaporkan  terus bertambah. Berdasarkan data terakhir disampaikan oleh Dinas Pemadam Kebakaran Odisha, korban tewas sudah tembus 288 orang, naik dari data sebelumnya yaitu 233 orang.

Dikutip dari Reuters, kecelakaan terjadi setelah kereta penumpang keluar jalur dan menabrak satu kereta. Laporan awal, penyebab kecelakaan disebut lantaran kesalahan sinyal.

Satu kereta yang sedang melaju pada Jumat (2/6/23), menabrak kereta barang yang diparkir di dekatnya di distrik Balasore di negara bagian Odisha di timur negara itu. Akibatnya gerbong kereta hancur berantakan dan membuat ratusan penumpang terluka serta tewas.

Mayat masih terperangkap di gerbong yang hancur. Operasi penyelamatan terus berlanjut, menurut seorang saksi, sementara jumlah korban tewas diperkirakan makin bertambah.

Menurut Kepala Humas Kereta Api Tenggara, KS Anand, laporan awal menunjukkan bahwa kecelakaan kereta di India itu akibat kegagalan sinyal. 

"Coromandel Express seharusnya melakukan perjalanan di jalur utama, tetapi sebagai gantinya diberikan sinyal untuk jalur melingkar. Kereta pun menabrak kereta barang yang sudah diparkir di sana. Gerbongnya kemudian jatuh ke rel di kedua sisi, yang juga membuat Howrah Superfast Express tergelincir," katanya.

Penumpang kecelakaan kereta di India yang selamat Anubha Das mengatakan dia tidak akan pernah melupakan pemandangan itu. 

"Keluarga hancur, tubuh terpotong-potong dan darah mengalir di rel," katanya.

Rekaman video menunjukkan gerbong kereta tergelincir serta rel rusak. Tim penyelamat mencari gerbong yang hancur untuk menarik korban keluar dan membawa mereka ke rumah sakit.

Mayat tergeletak di lantai berlumuran darah sebuah sekolah yang digunakan sebagai kamar mayat sementara. Polisi membantu kerabat mengidentifikasi mayat yang ditutupi dengan kain putih dan ditempatkan di dalam tas yang dirantai.

Perdana Menteri Narendra Modi tiba di lokasi kecelakaan. Ia berbicara dengan petugas penyelamat dan memeriksa bangkai kereta. Dia juga bertemu dengan para korban selamat di rumah sakit.

"(Saya) memperhatikan situasi di lokasi tragedi di Odisha. Kata-kata tidak dapat mengungkapkan kesedihan saya yang mendalam. Kami berkomitmen untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada mereka yang terkena dampak," kata Modi.

Menteri Perkeretaapian Ashwini Vaishnaw mengatakan, keluarga korban tewas akan menerima 1 juta rupee atau setara Rp 180 juta. Sementara korban luka ringan akan diberi 50 ribu rupee dan mereka yang terluka parah mendapatkan 200 ribu rupee.

Pemerintahan Modi telah meluncurkan kereta berkecepatan tinggi sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi jaringan kereta. Namun para kritikus mengingatkan agar India berfokus pada keselamatan dan meningkatkan infrastruktur yang sudah tua.

Kecelakaan kereta di India yang paling mematikan terjadi pada 1981 ketika sebuah kereta api jatuh dari jembatan ke sungai di negara bagian Bihar. Insiden ini menyebabkan 800 orang tewas.[Fhr]