telusur.co.id -Kota Malang kembali menunjukkan potensinya sebagai destinasi sport tourism melalui gelaran Malang Century Journey 2025. Event bersepeda yang merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota Malang dan Mainsepeda ini digelar pada Minggu, 30 November 2025, dengan menghadirkan 622 peserta. Sebanyak 76 persen di antaranya berasal dari luar Kota maupun Kabupaten Malang.
Dalam event perdana ini, peserta ditantang menuntaskan rute sejauh 100 mile atau sekitar 163 kilometer, dengan elevation gain 1.200 meter. Rute tersebut membentang melintasi beragam medan menantang di wilayah Malang Raya, mulai dari jalan beraspal mulus hingga segmen gravel yang ikonik.
Banyak peserta mengaku terkesan dengan pengalaman yang ditawarkan event ini. Salah satunya Misdar, pesepeda asal Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Demi rasa penasaran bersepeda di Malang, ia bahkan membeli sepeda baru di Surabaya sebelum mengikuti event.
“Ada gravel dan road yang menanjak. Tanjakan di Malang keren, view-nya juga bagus,” ujarnya.
Kesan positif juga datang dari Davide Veechi, peserta asal Italia yang telah menetap di Malang selama 33 tahun. Ia tertarik mengikuti Malang Century Journey 2025 karena rute unik yang ditawarkan, termasuk segmen Indiana Jones yang banyak dibicarakan peserta.
“Karena event ini tidak ada race-nya, jadi kita manfaatkan untuk menikmati pemandangan, foto-foto, dan kulineran,” katanya.
Peserta asal Surabaya, Eko Febianto, menjadikan event ini sebagai momentum bersepeda sekaligus liburan.
"Kota Malang itu enak untuk olahraga dan berwisata. Penginapan, transportasi, kuliner, dan tempat rekreasinya bagus. Jadi saya memang sudah niat ikut event ini sambil liburan bareng keluarga,” ujarnya.
Pemerintah Kota Malang berharap Malang Century Journey dapat berkembang sebagai signature event ultra cycling di Indonesia. Dengan begitu, ajang ini dapat menjadi lokomotif penggerak sport tourism, baik di Malang maupun daerah sekitarnya. Pemkot Malang menyatakan siap terus mendukung event besutan Mainsepeda tersebut.
Mainsepeda sendiri dikenal berpengalaman dalam penyelenggaraan event sepeda berskala besar yang berdampak luas bagi sport tourism, salah satunya Bromo KOM yang telah berjalan lebih dari satu dekade. Sekretaris Kota Malang, Erik Setyo, meyakini potensi Malang sangat mendukung kegiatan seperti ini.
“Sering kali ketika saya bersepeda di luar kota, saya bertemu banyak orang yang memimpikan bisa bersepeda ke Malang. Karena itu perlu ada event yang dibuat spesial dan berkesan,” ujarnya.
Founder Mainsepeda, Azrul Ananda, menyebut Malang Century Journey sangat tepat diselenggarakan menjelang tutup tahun.
“Tahun 2025 segera berakhir. Biasanya bagi pesepeda, liburan akhir tahun merupakan ‘off season’. Nah, sebelum ‘istirahat’ dari sepeda, kami ajak mereka menuntaskan event seru di Malang. Mungkin sekalian merencanakan liburan akhir tahun bersama keluarga,” katanya.
Selain memberikan tantangan melalui berbagai jenis medan, Malang Century Journey juga menyediakan toleransi Cut off Time (CoT) yang realistis bagi seluruh peserta, termasuk pemula. Panitia menetapkan waktu finis maksimal pada Minggu sore pukul 17.34. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan gelar penghormatan khusus bagi peserta yang finis terakhir sebelum CoT sebagai komitmen Mainsepeda dalam menumbuhkan minat bersepeda jarak jauh.
Selain Malang Century Journey, Mainsepeda dalam empat tahun terakhir juga menggelar East Java Journey (EJJ), sebuah event eksplorasi alam Jawa Timur dengan rute ultra distance. Peserta dapat memilih dua kategori jarak, yakni 1.500 kilometer (race) dan 600 kilometer (nonkompetitif). East Java Journey 2026 dijadwalkan berlangsung pada 2–8 Februari 2026 dan terbuka untuk seluruh jenis sepeda yang dilengkapi rem, kecuali e-bike. Pendaftaran EJJ 2026 dibuka mulai 1 Desember 2025.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, Malang Century Journey 2025 menjadi bukti bahwa Kota Malang memiliki daya tarik kuat sebagai destinasi sport tourism sekaligus arena eksplorasi bagi para pencinta sepeda dari berbagai daerah.



