telusur.co.id - Kasus perundungan di SMA Binus Simprug menjadi perhatian serius bagi kalangan pendidik dan masyarakat luas. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf, menekankan pentingnya pendidikan karakter yang melibatkan orang tua, guru, dan pihak sekolah.

"Pendidikan karakter ini harus dilakukan melalui kolaborasi antara orang tua, guru, dan sekolah," ujar Dede dalam pernyataan tertulis yang dikutip pada Rabu (25/9/24).

Dede Yusuf mendorong pemerintah untuk meningkatkan program yang mendorong aktivitas positif bagi remaja, seperti kegiatan ekstrakurikuler. Ia menilai, kegiatan luar ruangan seperti Pramuka dapat membantu membentuk karakter siswa. "Pramuka bukan sekadar seragam, tapi harus ada kegiatan luar ruang yang maksimal untuk pembentukan karakter," jelasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan anggaran pendidikan dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPA), untuk kegiatan yang lebih berorientasi pada masyarakat, bukan sekadar festival internal.

"Anggaran yang ada seharusnya digunakan untuk kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat, bukan hanya glorifikasi internal kementerian," tambah Dede.

Dede mendorong diadakannya lebih banyak kompetisi antar-sekolah, baik di bidang olahraga, seni, maupun keterampilan lainnya, untuk mengarahkan energi pelajar ke aktivitas yang bermanfaat dan positif.

"Jika lebih banyak kegiatan positif, siswa bisa menyalurkan energi mereka ke hal-hal yang membangun, bukan sekadar nongkrong yang bisa berujung pada perundungan," pungkasnya. [Tp]