Mardani : Selama Kultur Riset Tak Dimasukkan di Kurikulum Dasar, BRIN Berpotensi Gagal - Telusur

Mardani : Selama Kultur Riset Tak Dimasukkan di Kurikulum Dasar, BRIN Berpotensi Gagal

Mardani Ali Sera

telusur.co.id - Anggota Komisi II DPR, Mardani Ali Sera mengatakan hari pendidikan mesti diresapi untuk menata kembali aspek riset guna menghadirkan berbagai inovasi. Riset merupakan sesuatu yang all out, diperlukan pemimpin yang memiliki kopetensi dan punya integritas serta kualitas. "Pernyataannya sudah adakah di negeri kita?" tanya Mardani, Senin.

Secara fundamental perlu memiliki pirinsip bersama, bangsa ini akan maju apabila pengetahuan menjadi modal utamanya. Harus jadi isu publik, mulai dari level RT hingga Presiden pikirannya mesti tentang ‘pengetahuan’.

Satu hal yang mesti diingat, selama kultur riset ini tidak dimasukkan pada kurikulum dasar, maka Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berpotensi gagal. Inovasi artinya ide, maka pastikan dulu kurikulum pendidikan negara memang tumbuh untuk menghasilkan peneliti-peneliti yang mumpuni.

Lalu jika berkaca pada negara-negara tetangga, mereka lebih mendorong kontribusi swasta itu lebih besar. Indonesia lebih dari 11 tahun budget risetnya masih sangat kecil, sekitar 0,82% & itu tidak bergerak rasio terhadap PDB. Sementara di Cina sudah 2,2%, bahkan Amerika & Jepang hampir 4%.

"Membuat sebuah riset harus lah tuntas. Terkadang keliru karena orientasi kita terhadap riset hanya untuk membuat sebuah kebijakan. Padahal riset itu bagaimana berkontribusi, pertama secara akademis, kemudian kontribusi untuk sektor bisnis, dalam arti inovasi. Baru yang ketiga kita berbicara tentang kebijakan."

Dan sebuah negara yang maju bukan capitalnya yang banyak, tapi knowledgenya yang diperbanyak. Karena mereka meyakini pada saat knowledge ini terakumulasi dengan baik, maka investasi akan datang. Jadi bukan investasi dulu baru knowledge yang datang.

PR besar pemerintah barangkali mendesign riset itu sendiri. Artinya riset inovasi dan teknologi itu merupakan sesuatu yang jangka panjang. Tidak bisa disamakan seperti dagang.

"Lalu Indonesia mau dibawa seperti apa juga harus jelas, apa yang mau dikembangkan terlebih dahulu. Setiap tahun kita perlu memiliki target yang jelas," katanya.

Kembali lagi, tidak ada sebuah negara yang besar, bisa maju ekonominya, bisa maju industrinya, bisa sejahtera masyarakatnya tanpa adanya riset. Jadi hal yang utama ketika riset merupakan bagian dari sebuah proses pembangunan, bukan dikesampingkan paling akhir. Tapi bagaimana sebuah kebijakan / sebuah proses pembangunan didasarkan pada penelitian. [ham]


Tinggalkan Komentar