telusur.co.id - Marc Márquez kembali membungkam semua keraguan! Di Sirkuit Brno yang legendaris, pembalap Ducati Lenovo Team ini menunjukkan kelas dunia dengan merajai sprint race dan main race MotoGP Ceko 2025. Tak cuma menambah koleksi kemenangan, ia juga semakin kokoh di puncak klasemen dengan 120 poin lebih unggul dari adiknya, Alex Márquez!
Meski mengendarai motor Ducati yang disebut-sebut tercepat di grid, Ricard Jove pengamat MotoGP ternama menegaskan bahwa kemenangan Marquez murni karena kejeniusannya di atas motor.
"Dia bukan hanya cepat, tapi juga cerdik. Lihat bagaimana dia mengatur tekanan ban sambil tetap mempertahankan kecepatan maksimal. Begitu waktunya tepat, dia langsung menghancurkan semua pesaingnya!" ujar Jove.
Fakta yang lebih mencengangkan? Ducati sebenarnya tidak dominan di Brno dimana Francesco Bagnaia, yang start dari pole position, hanya finis keempat. Sementara Marquez? Dia seperti balapan di lintasannya sendiri!
"Ini bukan kemenangan Ducati, ini kemenangan Marquez. Dia berada di level yang berbeda!" tegas Jove.
Salah satu momen paling brilian Marquez terjadi di sprint race. Daripada memaksakan kecepatan sejak awal, dia Memantau tekanan ban di dasbor untuk menghindari penalti, Menjaga ritme sampai ban dalam kondisi optimal, Langsung menyerang habis-habisan begitu Pedro Acosta (KTM) lengah!
"Banyak pembalap hanya fokus pada kecepatan, tapi Marquez bermain seperti grandmaster catur. Dia tahu kapan harus menunggu, dan kapan harus menghancurkan!" kata Jove.
Bagnaia, juara dunia 2022 & 2023, sempat unggul di kualifikasi. Tapi di balapan utama, dia kewalahan menghadapi serangan KTM. Sementara Marquez? Dari lampu hijau sampai bendera kotak-kotak, dia tak memberi harapan bagi siapapun!
"Marquez sekarang lebih matang, lebih cerdas, dan lebih mematikan. Jika dulu dia menang dengan agresivitas, sekarang dia menang dengan kecerdikan dan pengalaman," analisis Jove.
Dengan 381 poin di torehannya, Marquez semakin dekat dengan gelar dunia kedelapannya. Jika berhasil, dia akan menyamai rekor Valentino Rossi dan semakin mengukuhkan diri sebagai legenda terbesar MotoGP era modern.
Musim ini belum berakhir, tapi satu hal sudah jelas: selama Marc Márquez masih di grid, rival-rivalnya hanya bisa bermimpi menjadi yang kedua!