Mau Lebaran, DPRD Garut Desak Dana Buat Honorer Dicairkan - Telusur

Mau Lebaran, DPRD Garut Desak Dana Buat Honorer Dicairkan

Anggota DPRD Garut Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Yudha Pudja Turnawan.

telusur.co.id - Anggota DPRD Garut dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Yudha Pudja Turnawan siap mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten Garut untuk segera mengalokasikan dana bantuan untuk para guru SD dan SMP honorer serta swasta.

Yudha mengatakan, bagi kalangan guru honorer sangat layak mendapatkan bantuan ditengah pandemi Covid-19. Ekonomi mereka saat ini sedang terjepit, maka hal itu kata Yudha Pemerintah Daerah Kabupaten Garut segera mengalokasikan anggaran untuk bantuan para guru honorer dan swasta.

"Bisa kita semua bayangkan, upah atau gaji guru honorer dan swasta hanya kisaran Rp. 200.000/bulan atau Rp. 300.000/bulan itu ditambah BOS. Terkadang honor mereka tidak cair setiap bulan, maka sangat layak para guru honorer dan swasta mendapat bantuan," tegas Yudha Jum'at (15/5/2020).

Yudha dan Fraksi PDI Perjuangan menekankan agar Pemkab Garut secepatnya mencairkan dana bantuan tersebut. Karena mereka ditengah pandemi Covid-19 sangat membutuhkan. Apalagi mendekati lebaran Idul Fitri 1441 H yang hanya beberapa hari lagi.

Menanggapi sikap Pemkab Garut akan mencairkan sebesar Rp. 8 milyar untuk bantuan para guru honorer dan guru swasta yang tidak sertifikasi. Pihaknya sangat mengapresiasi kan hal itu, namun harus segera pendataan agar pada bulan ini dapat dicairkan.

Sementara itu menurut salah satu guru honorer SDN di Leles Kabupaten Garut Asef Hidayat (29) ketika dijumpai Telusur.co.id di rumahnya Jalan Kiansantang Leles Jum'at (15/5/2020) menuturkan, bantuan yang akan diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Garut bisa mengurangi beban hidup apalagi di tengah pandemi Covid-19 semuanya serba susah.

"Selepas mengajar saya ngojeg di pasar Leles kadang Kadungora, biasanya penghasilan ngojeg cukup untuk kebutuhan keluarga, setelah wabah virus Covid-19 dan PSBB pendapatan menurun drastis kadang pulang hanya membawa uang Rp. 20.000," Asef menuturkan. [ham]


Tinggalkan Komentar