telusur.co.id - Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri mengatakan, doktrin pertahanan Republik Islam dirancang berlandaskan pembalasan mematikan dan pencegahan di waktu yang tepat pada level tertinggi ancaman musuh.
Dilansir Parstoday, Mayjen Bagheri, Selasa (26/11/24) menegaskan, orang-orang Zionis dengan serangan terbarunya ke Iran, telah melanggar garis merah Republik Islam Iran.
"Orang-orang Zionis harus tahu Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, berdasarkan akhlak dan ajaran agama, serta hukum internasional, dalam rangka melindungi integritas teritorial, tanpa menunda-nunda dan tanpa tergesa-gesa, secara akurat serta bijak, di waktu yang tepat akan memberikan pembalasan mematikan dan berbeda atas para agresor," ungkapnya.
Mayjen Mohammad Bagheri juga menyinggung dua operasi Wa'd Sadiq.
"Sebagaimana kedua operasi ini dari sisi taktik dan bentuk implementasi bahkan jenis senjata yang digunakan di dalamnya, satu sama lain berbeda, pembalasan terhadap serangan terbaru Israel juga akan di luar dugaan para pemimpin rezim itu," ujarnya.
Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran itu menyoroti keputusasaan Rezim Zionis dalam beberapa hari terakhir di dua front, yaitu Gaza dan selatan Lebanon.
"Pasukan Israel, meski telah melakukan semua bentuk kejahatan terhadap warga sipil di Lebanon dan Jalur Gaza, namun tetap tidak berhasil meraih satu pun tujuannya," kata Mayjen Bagheri.
"Tujuan terpenting mereka dari perang di Lebanon adalah mimpi menciptakan stabilitas keamanan di utara Wilayah pendudukan, dan memulangkan para pemukim Zionis ke wilayah tersebut. Namun alih-alih berhasil meraih tujuan ini, Israel justru berhadapan dengan instabilitas yang semakin meningkat di kota-kota besar seperti Haifa dan Tel Aviv," tambahnya.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, menjelaskan, militer Rezim Zionis mengumumkan tujuan terpenting dari serangan ke Jalur Gaza, adalah membebaskan para tawanan, tapi sekarang setelah berlalu 14 bulan dari Operasi Badai Al Aqsa, mereka bahkan tidak mampu menemukan lokasi penahanan para tawanan, sebaliknya setelah beberapa bulan perang total, Perdana Menteri Rezim Zionis terpaksa mengadakan sayembara untuk membebaskan para sandera.
Diketahui, Rezim Zionis Israel pada 26 Oktober 2024 menyerang sejumlah lokasi militer di Provinsi Teheran, Khuzestan, dan Ilam, Iran, tapi sistem pertahanan udara terpadu Iran berhasil melacak rudal-rudal yang ditembakkan Israel dan menghadapi agresi militer ini.
Berdasarkan keterangan Hubungan Masyarakat Pangkalan Pertahanan Udara Republik Islam Iran, terdapat sejumlah kerusakan minimal yang ditimbulkan serangan Israel di beberapa titik. [Tp]