telusur.co.id - Surat kabar Inggris Financial Times pada hari Rabu (14/8/24) mengutip pernyataan sumber-sumber diplomatik bahwa sejak peristiwa pembunuhan seorang komandan senior Hizbullah oleh Israel, kelompok pejuang Lebanon ini tidak lagi memiliki mood yang baik untuk menyimak saran dan masukan, dan bahwa semua pihak yang telah mencoba memberi saran kepadanya jarang sekali mendapat tanggapan apapun darinya.
“Hizbullah merahasiakan diskusinya sendiri mengenai bagaimana tanggapannya (atas serangan Israel),” ungkap Financial Times, berdasarkan keterangan orang-orang yang terlibat dalam upaya diplomatik tersebut, dikutip Rai Al Youm, Kamis (15/8/24).
Surat kabar tersebut juga mengutip pernyatan para pengamat bahwa Hizbullah ingin membiarkan musuh-musuhnya tetap bersiap, dan juga ingin menciptakan pengaruh dalam diplomasi berisiko tinggi.
Menurut Financial Times, para ahli memperkirakan Hizbullah akan mampu menyerang “target bernilai tinggi di wilayah Israel,” sebuah lokasi yang sebagian besar tidak diketahui publik dan “akan mengguncang fondasi tentara Israel.”
Mereka juga menyebutkan; “Hizbullah bisa jadi akan berusaha memamerkan kekuatannya di bidang persenjataan dengan cara membidikkan serangan presisinya pada instalasi besar.” [Tp]