telusur.co.id - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan bahwa negaranya tidak akan membuka jalur negosiasi secara publik, seraya mengecam pihak-pihak yang dinilainya berupaya memanipulasi proses diplomasi melalui kampanye disinformasi dan tekanan politik terhadap Amerika Serikat.
Pernyataan tegas tersebut disampaikan Araqchi melalui unggahan di akun media sosial X (sebelumnya Twitter) pada Selasa (22/4/2025), setelah memutuskan mundur dari partisipasinya sebagai pembicara utama dalam konferensi video Carnegie International Nuclear Policy Conference.
“Ketika saya menyetujui undangan untuk memberikan pidato utama di Konferensi Kebijakan Nuklir Carnegie, belum ada jadwal resmi untuk putaran pembicaraan lanjutan antara Iran dan AS,” ujar Araqchi dalam pernyataannya. “Namun, sejak saat itu, diskusi telah dijadwalkan: pembicaraan di tingkat pakar akan dimulai Rabu, dan di tingkat prinsipal pada hari Sabtu.”
Araqchi menegaskan bahwa Iran tidak pernah bermaksud mengubah forum diplomatik menjadi ajang konsumsi publik. “Seperti yang saya tekankan dalam naskah pidato saya, Iran tidak berniat untuk berunding secara terbuka,” tegasnya.
Ia juga mengkritik keras adanya apa yang ia sebut sebagai “kelompok kepentingan khusus” yang menurutnya terus mencoba menggagalkan diplomasi dengan memfitnah para negosiator dan mendesak pemerintahan AS untuk mengambil posisi yang sangat keras dalam negosiasi.
“Mengubah pidato utama saya menjadi sesi tanya jawab terbuka akan mengubah konferensi ini menjadi bentuk negosiasi publik, sesuatu yang tidak dapat kami terima,” lanjutnya.
Araqchi menambahkan bahwa ia terbuka terhadap kritik dan pertanyaan dari publik serta jurnalis, namun menilai bahwa konteks dan sensitivitas diplomatik seharusnya dihormati oleh penyelenggara acara.
“Saya menyayangkan bahwa tuan rumah acara tidak mempertimbangkan dinamika yang sangat sensitif ini. Ketidakpekaan tersebut membuat saya menarik diri,” imbuhnya.
Langkah Iran ini mencerminkan pendekatan kehati-hatian dalam merespons tekanan internasional dan ekspektasi dari berbagai pihak terkait negosiasi nuklir yang hingga kini masih berada di bawah sorotan global. Araqchi pun menutup pernyataannya dengan menyerukan agar jalur diplomasi tetap dilindungi dari politisasi dan spekulasi berlebihan.
Konferensi Kebijakan Nuklir Internasional Carnegie dikenal sebagai salah satu forum terkemuka untuk dialog terbuka mengenai isu-isu keamanan global dan proliferasi nuklir. Absennya Iran di forum tahun ini menjadi sinyal kuat bahwa dinamika diplomatik di kawasan masih jauh dari stabil.[iis]