telusur.co.id - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memastikan Israel dan Amerika Serikat (AS) tidak akan pernah bisa menumpas dan melenyapkan Hamas bahkan seandainyapun keduanya menghabiskan waktu satu dekade.
“Baik Israel maupun Amerika, bahkan seandainyapun mereka menghabiskan 10 tahun lagi di Gaza, tidak akan mampu melenyapkan Hamas,” kata Amir-Abdollahian dalam pidatonya di Forum Doha di Qatar melalui konferensi video, Senin (11/12/23), seperti dikutip Presstv.
Dia menilai keliru anggapan bahwa operasi militer Hamas, yang dimulai pada 7 Oktober, memicu serangan Israel di Gaza, karena ini merupakan kelanjutan dari agresi Zionis selama 75 tahun terhadap Palestina.
Dia menyebutkan pertempuran telah meluas ke front Lebanon dan Yaman, mengacu pada operasi yang dilakukan oleh militer Yaman dan gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon sebagai pembalasan atas pembantaian Israel di Gaza.
Israel mengobarkan perang di Gaza setelah Hamas melancar Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel sebagai pembalasan atas intensitas kekejaman rezim Zionis itu terhadap bangsa Palestina.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban gugur warga Palestina sejak dimulainya agresi Israel meningkat menjadi 18.205 orang, yang sebagian besarnya adalah kaum perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 49.645 orang terluka.
Selain itu, ribuan orang hilang dan diperkirakan gugur di bawah reruntuhan di Gaza.
Menlu Iran kembali menegaskan penolakan negara ini terhadap apa yang disebut solusi dua negara terhadap masalah Palestina, dan mengatakan bahwa hal ini tidak akan membantu menyelesaikan konflik.
“Israel telah menduduki tanah Palestina dan kami yakin solusi dua negara tidak akan membantu menyelesaikan masalah Palestina. Di tanah Palestina, hanya pemerintahan Palestina yang boleh dibentuk berdasarkan referendum,” kata Amir-Abdollahian, sembari menekankan bahwa referendum harus diadakan dengan partisipasi penduduk pribumi Palestina, termasuk orang-orang Yahudi.
Amir-Abdollahian mengecam tindakan AS yang memveto resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak di Gaza.
Dia menilai penggunaan hak veto oleh Washington untuk mendukung kontinyuitas kejahatan Israel di Gaza membuktikan dukungan penuh dan teguh AS terhadap rezim tersebut.
AS Jumat lalu menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
Tiga belas anggota Dewan Keamanan menyetujui resolusi yang diajukan oleh Uni Emirat Arab, sementara Inggris abstain.
Majelis Umum, di mana AS tidak mempunyai hak veto, sangat mendukung gencatan senjata kemanusiaan. Pada tanggal 26 Oktober, majelis menyetujui gencatan senjata dengan 120 suara mendukung, dan hanya 14 suara menentang resolusi yang tidak mengikat tersebut.
Menanggapi veto AS di Dewan Keamanan PBB, Presiden Iran Sayid Ebrahim Raeisi dalam postingan di akun X-nya pada Ahad lalu mengecam AS sebagai “pendukung utama pembantaian perempuan dan anak-anak Gaza yang tidak bersalah”. [Tp]