Misteri Ambulan Membawa Jenazah Covid-19, Warga Pameungpeuk Cemas Gugus Tugas Lengah - Telusur

Misteri Ambulan Membawa Jenazah Covid-19, Warga Pameungpeuk Cemas Gugus Tugas Lengah


telusur.co.id - Mobil ambulance dari luar kota masuk wilayah Kabupaten Garut lolos dari pengawasan dan penjagaan baik Gugus Tugas dan aparat gabungan TNI, POLRI yang sedang bertugas. Setelah diketahui mobil ambulance ber plat nomor polisi B membawa jenazah pasien Covid-19.

“Seharusnya disaat pandemi Covid-19 bukan mobil pribadi saja yang diperiksa melainkan mobil ambulance pun harus diperiksa apalagi ber plat polisi luar wilayah hukum Garut. Ini salah satu bukti kelengangan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut. Diharapkan untuk kedepannya jika ada mobil ambulance bersirine harus diperiksa meskipun beberapa menit untuk mengetahui pasien yang dibawanya,” ungkap Maman (52) Rabu (29/4/2020) warga Cisompet Kabupaten Garut.

Maman meminta kepada Bupati Garut Rudy Gunawan segera melayangkan surat ke Dinas Kesehatan dan Gubernur Jabar segera diberlakukan PSBB. Hal ini mengingat semakin bertambahnya kasus Corona di wilayah Kabupaten Garut.

Ia juga menegasakan, sehubungan masyarakat Garut banyak yang bekerja dan merantau ke wilayah Jakarta sebagai zona merah maka wilayah Garut harus diperketat penjagaan dan pengawasan.

Kasus mobil ambulan yang membawa jenazah pasien Covid-19 diketahui tidak mengindahkan SOP, ini menjadi tolak ukur bagi Pemerintah Kabupaten Garut. Perlu diketahui pada saat ini setelah kasus mobil pembawa jenazah pasein Corona dari Tanggerang membuat panik warga masyarakat Pameungpeuk Garut Selatan.

Wakil Bupati Garut H. Helmi Budiman Rabu (29/4/2020) ketika dimintai tanggapan terkait kasus mobil ambulance yang diketahui membawa jenazah pasien Covid-19 mengatakan, Pemkab Garut akan segera mengajukan PSBB untuk mengantisipasi kasus ini terulang.

Ia juga menilai pencegahan Covid-19 lewat social distancing yang dilakukan di Garut dampaknya dirasa tidak efektif. "Dengan adanya penanganan Covid-19 yang kita lakukan dengan social physical distancing ternyata memang kurang efektif," ujar Helmi kepada wartawan.

Lebih lanjut Helmi mengatakan, dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi pilihan, pihaknya akan mengusulkan dan berkoordinasi dengan Bupati serta Gubernur Jabar Ridwan Kamil. “Dengan PSBB ini merupakan pilihan untuk pencegahan dan percepatan penanganan Covid-19 di Garut, kami menghimbau agar masyarakat meningkatkan kesadaran agar Covid-19 segera berlalu," imbuhnya.

Rudy Gunawan pun merasa kecewa terhadap warganya yang tidak mentaati dan mengindahkan himbauan Pemerintah. Selama ini masih banyak warganya yang berkeliaran dan tidak membatasi jarak. Padatnya pedang K5 disepanjang kota Garut, berkerumunya warga masyarakat menjelang berbuka puasa di jalan. “Kami akan memperketat agar masyarakat bisa mematuhi himbauan" tutup Helmi. (Asp).

Laporan: Muh. Yadi.


Tinggalkan Komentar