Mosi Integral M. Natsir, Fraksi PKS: Momentum Persatuan Nasional Hadapi COVID-19 - Telusur

Mosi Integral M. Natsir, Fraksi PKS: Momentum Persatuan Nasional Hadapi COVID-19

Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini. (Foto: Istimewa).

telusur.co.id - Di tengah merebaknya virus corona atau COVID-19, Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengingatkan momentum persatuan nasional kembalinya Indonesia ke pangkuan NKRI. Momentum itu berkat upaya besar yang dilakukan M. Natsir yang kemudian dikenal dengan Mosi Integral M. Natsir pada tanggal 3 April 1950.

"Biasanya setiap tanggal 3 April, Fraksi PKS rutin menggelar acara diskusi kepahlawanan memperingati mosi kembalinya Indonesia ke pangkuan NKRI yang dicetuskan oleh Ketua Fraksi Partai Masyumi M. Natsir lalu dikenal sebagai Mosi Integral M. Natsir," kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/4/20).

Tetapi kali ini, karena wabah corona, tidak bisa leluasa mengadakan acara, akan tetapi momentumnya justru semakin terasa bahwa menghadapi situasi sekarang perlu persatuan nasional seluruh bangsa dan negara sebagai NKRI. 

"Fraksi PKS sendiri dalam rangka memperingati Hari Mosi Integral M. Natsir melakukan Rapat Pleno Fraksi membahas persoalan-persoalan yang sekarang sedang dihadapi rakyat," ungkap Anggota Komisi I DPR RI itu.

Jazuli mengajak dan mengusulkan DPR untuk tetap memperingati Mosi Integral M. Natsir 3 April, karena mosi itu lahir dari Parlemen, karena M. Natsir sendiri adalah Ketua Fraksi Partai Masyumi saat itu. 

Lebih lanjut, Fraksi PKS DPR mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk menjadikan 3 April sebagai "Hari NKRI". Di saat negara dalam keadaan darurat seperti sekarang spirit NKRI harus semakin kuat dalam menghadapi COVID-19. 

"Kita justru merasakan sebagai sebuah bangsa pentingnya menjaga persatuan, gotong royong, saling menguatkan dalam menghadapi COVID-19. Kita minta pemerintah pusat dan daerah semakin kompak dan sinergis dalam menangani COVID-19 karena di situ makna NKRI," tegas Jazuli.

Jazuli meminta agar pemerintah benar-benar hadir untuk rakyat. Jaga kekompakan, jangan pertontonkan ego pusat-daerah, kebijakan jangan tumpang tindih dan saling kontra. Prioritaskan rakyat, status kedaruratan kesehatan masyarakat yang sudah ditetapkan secara nasional harus diikuti upaya serius dari pemerintah pusat dan daerah untuk memproteksi rakyat dari wabah COVID-19 dengan protokol yang jelas dan mengatasi dampaknya secara ekonomi dengan kebijakan yang konkrit berupa bantuan langsung kebutuhan pokok rakyat yang terdampak.

"Pemerintah pusat dan daerah harus kompak, jangan kedepankan ego, jangan tumpang tindih dan saling kontra, terima masukan dari manapun datangnya untuk menyelamatkan rakyat dalam menangani COVID-19 ini, dan yang terpenting negara hadir memenuhi kebutuhan pokok rakyat yang sekarang sedang sulit," tutur Jazuli.

Pemerintah, lanjut Jazuli, sudah menggulirkan program jaring pengaman sosial. Meski hal itu menurutnya sangat kurang, tapi dia minta program itu konkrit di lapangan.

"Data penerima harus akurat sehingga tepat sasaran, mudah dan cepat diakses, serta mudah dicairkan untuk membeli kebutuhan pokok (sembako) oleh rakyat yang terdampak, terutama para pekerja informal dan harian yang putus penghasilnnya," pungkasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar