telusur.co.id - Bakal Calon Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Husnan Bey Fananie mengatakan kisruh yang terjadi di Muktamar X telah mencoreng wajah PPP.
“Saya sebagai elemen fusi menyampaikan permohonan maaf kepada rakyat, khususnya kepada umat islam, pendukung, pemilih PPP,” ujar Husnan, Senin.
Ia mengajak seluruh kader untuk menyelamatkan PPP dari praktek politik tak terpuji. Kata dia, peristiwa yang terjadi di Muktamar semakin jauh dari prinsip moral ajaran islam. “Hanya karena ambisi pribadi, meruntuhkan PPP sebagai rumah besar politik umat islam.”
Terkait dengan sistem pencalonan, ia menilai bahwa Muktamar X tidak memberikan ruang bagi kader partai untuk tampil sebagai calon ketum PPP.
Sehingga Husnan menyerukan kepada seluruh muktamirin agar menjadikan Muktamar ini sebagai momentum kebangkitan PPP dengan meneguhkan semangat persatuan, sebagaimana diwariskan para pendiri melalui fusi 1973.
Cendikiawan Muslim, Prof TB Massa Djafar menilai, penyelesaian konflik di tubuh PPP tidak bisa dilakukan jika masih dalam sandra politik transaksional, money politics, dan politik broker. Jangan biarkan PPP terjebak model partai kleptoktrasi, Politik broker dan sejenisnya.
Bila praktek politik busuk dibiarkan, ia menghancurkan masa depan partai. Penurunan PPP dalam
tiga periode terakhir pengalaman buruk, dan kegagalan para elit PPP.
“Kalau PPP ingin bangkit, kembali pada spirit Fusi 1973: menguatkan kembali representasi politik umat islam, pelembagaan dan mekanisme musyawarah mufakat. Dan mekanisme cheks and balances internal partai,” ujarnya. [ham]