Netanyahu dan Menteri Perangnya Sembunyi dalam Bunker Saat Rudal Iran Hujani Israel - Telusur

Netanyahu dan Menteri Perangnya Sembunyi dalam Bunker Saat Rudal Iran Hujani Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) bersama Menteri Perangnya, Yoav Gallant. (Foto: Al Alam).

telusur.co.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Perangnya Yoav Gallant melarikan diri ke dalam bunker atau tempat perlindungan bawah tanah saat Iran meluncurkan rudalnya ke wilayah pendudukan Palestina pada tanggal 1 Oktober 2024 lalu.

Dilansir Al Alam, Channel 13 Israel melaporkan bahwa Netanyahu selama berjam-jam bersama sejumlah menteri berada dalam bunker di kota Yerusalem (Al-Quds), sementara Menteri Perang, Yoav Gallant, berada di bangunan bawah tanah Kementerian Perang di Tel Aviv.

Para pemukim Israel mengatakan bahwa Netanyahu tidak berani menemui publik Israel yang  bertanya-tanya di mana dia berada satu jam setelah pemboman Iran di Tel Aviv.

Menurut media Israel, tentara Zionis mengakui bahwa rudal Iran menghancurkan bangunan dan hanggar jet tempur di pangkalan udara Israel.

Pemerintah kota Hod Hasharon di utara Tel Aviv di bagian tengah Palestina pendudukan memantau kerusakan pada sekitar 100 rumah akibat badai rudal Iran.

Otoritas Penyiaran Israel mengutip pemerintah kota yang mengatakan bahwa sekitar 100 rumah di kota tersebut rusak diterjang rudal.

Pada hari Selasa (1/10/24), Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menembakkan ratusan rudal ke wilayah Palestina pendudukan, hingga menjatuhkan korban jiwa, kerusakan material, dan penutupan wilayah udara. Jutaan orang bergegas ke tempat perlindungan sementara sirene berbunyi di seantero Palestina pendudukan.

IRGC menyatakan serangan rudal itu dilakukan sebagai balasan terhadap pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli lalu,  pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, dan komandan  IRGC, Abbas Nilforshan, di pinggiran selatan Beirut pada 27 September.    .

Menurut para pengamat, Tel Aviv menyembunyikan kerugiannya akibat serangan Iran tersebut, maupun kerugian akibat perang di Jalur Gaza dan Lebanon. Tel Aviv melakukan sensor fotografi dan peredaran foto dan klip video, serta melarang pemberian informasi apa pun kepada media sehubungan dengan hal ini, kecuali melalui media yang berada di bawah kendalinya.

IRGC memastikan 90% roket yang diluncurkan dalam serangan besar-besaran terhadap Israel dengan sandi Operasi Janji Setia II tepat mengena sasaran.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Meyjen Mohammad Bagheri menegaskan pihaknya akan melancarkan serangan lagi dengan kekuatan yang lebih besar dengan sasaran seluruh infrastruktur Israel jika rezim Zionis ini melancarkan serangan balik terhadap Iran.

Dalam Operasi Janji Setia II, untuk pertama kalinya Iran menggunakan rudal hipersonik. [Tp]


Tinggalkan Komentar