telusur.co.id - Anggota DPRD DKI Jakarta Khotibi Achyar menyoroti fenomena ondel-ondel yang dijadikan sebagai alat untuk ngamen. Dia pun meminta Pemprov DKI untuk meninjau ulang hal tersebut. Menurutnya, Pemda dinyatakan gagal dalam membina masyarakat.
Pria yang akrab disapa Haji Beceng ini mengatakan, hal itu perlu penertiban dan pembinaan terukur serta rutin agar warisan Betawi ini bisa diselamatkan.
"Jika pembinaannya dilakukan dengan maksimal, sanggar-sanggar resmi akan memiliki harapan hidup dan semakin gencar melestarikan ondel-ondel sesuai dengan pakem yang benar," kata Haji Beceng di Jakarta, Kamis (25/4/24).
“Selain itu, perlu adanya penindakan jelas kepada oknum yang memanfaatkan ondel-ondel untuk ngamen,” tambahnya.
Selain untuk memeriahkan HUT Kota Jakarta, kata Haji Beceng, ondel-ondel biasanya ditampilkan pada acara arak-arakan pengantin sunat dan acara pernikahan.
“Sekali lagi, ondel-ondel itu ikon Kota Jakarta, bukan untuk ngamen di jalanan. Jika untuk ngamen di jalanan, itu namanya sudah pelecehan budaya,” ujar dia.
"Pertanyaannya sekarang, siapa harus menyalahkan siapa? Pemprov DKI Jakarta sudah memberikan kepercayaan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk melakukan pembinaan," sambungnya.
Di lain pihak, Lembaga Kebudayaan Betawi juga sangat bertanggung jawab melakukan pengembangan, pembinaan sekaligus melestarikannya agar ondel-ondel tak punah tergerus seni budaya modern. Karena itu, semua lapisan masyarakat harus bertanggung jawab. [Fhr]