telusur.co.id - Panglima Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran, Mayjen Hossein Salami, dalam pidato pada manuver keamanan besar-besaran bersandi “Nasrallah” (pertolongan Allah) di Teheran, Kamis (14/11/24) mengatakan bahwa para pejuang Islam telah memperlihatkan indahnya persatuan, kekuatan, dan solidaritas,
“Selagi konsentrasi pasukan yang sangat besar ini masih membela Islam, Iran, kepentingan nasional dan umat Islam, maka tak ada kekuatan lain – seberapapun besarnya, baik AS dan negara-negara Eropa yang bersekutu dengannya maupun entitas Zionis yang kecil dan temporal, dan sekalipun mereka semua bersekutu - dapat menghadang pasukan besar dan gelora iman, jihad dan kesyahidan ini,” katanya di hadapan ribuan peserta manuver tersebut, dilansir dari Al Alam, Jumat (15/11/24).
Dia juga mengatakan, konfrontasi yang terjadi saat ini antara Palestina, Lebanon, Iran, Yaman, Irak, dan wilayah dunia Islam lainnya di satu pihak dan entitas Zionis yang menjijikkan serta sekutu dan pengikut Barat mereka di pihak lain merupakan konfrontasi nyata.
“Sejarah menyaksikan dan terbentuk melalui pencatatan epik perlawanan yang luar biasa dari orang-orang yang bangkit di bawah naungan iman dan Islam dalam menghadapi musuh-musuh ini,” ujarnya.
“Kami tegaskan kepada mereka bahwa mereka hendaklah mempelajari sejarah, niscaya mereka tidak akan menemukan tempat bagi umat Islam untuk menyerah. Nasib musuh-musuh saat ini akan seperti nasib mereka di Perang Khaibar,” tambahnya.
Salami menjelaskan, semua kekuatan batil (jahat) telah berbaris dalam konfrontasi monumental terhadap Islam, di mana balatentara dunia modern berdatangan untuk menyokong entitas Zionis dengan tujuan menundukkan Muslimin kepada kehendak mereka, mengendalikan nasib mereka, menduduki tanah-tanah mereka, dan meniadakan identitas keagamaan mereka.
“Musuh tak dapat bertahan di depan Muslimin, sekalipun Muslimin yang tertindas terjebak di bawah reruntuhan. Musuh harus tahu bahwa meskipun mereka memblokade dan menggugurkan 40,000 orang Palestina, namun akan lahir 100,000 anak Palestina, yang akan mengenyam ajaran jihad sejak mereka lahir, dan begitu berkemampuan mereka pasti mengibarkan bendera jihad. Kendati banyak luka yang diderita oleh para mujahidin akibat serangan musuh, namun para pejuang ini masih tetap bersatu dan bertekad di medan laga, dan akan memberikan pukulan-pukulan telak setiap hari kepada musuh,” bebernya.
Dia bagian akhir, dengan suara yang lebih lantang dan ditujukan kepada kaum Zionis, Mayjen Salami menegaskan, “Kami terus mengintai kalian, kami memerangi kalian hingga penghabisan, dan kami takkan membiarkan kalian berdominasi atas nasib Muslimin. Kami akan membalas dendam, dan kalian akan menerima pukulan yang sangat menyakitkan, maka tunggulah saatnya.” [Tp]