telusur.co.id - Kasus penganiayaan Cristalino David Ozora, anak pengurus GP Ansor, oleh Mario Dandy Satrio, anak pegawai Ditjen Pajak Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo, dikhawatirkan memicu masyarakat untuk tidak membayar pajak. Pangkalnya, berkembangnya kasus ini juga disoroti kekayaan Rafael Alun yang dianggap tidak wajar mencapai Rp56 miliar.
Atas kekhawatiran itu, Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi meminta masyarakat untuk tetap membayar pajak. Pelbagai kekecewaan dan kemarahan atas kasus ini, tidak boleh dilampiaskan dengan cara-cara tidak mau membayar pajak.
"Kita harus tetap patuh pada negara ini. Karena pajak itu kaitannya dengan kelangsungan hidup bangsa ini,” kata Fahrurrozi, Sabtu (25/2/23).
Dalam ideologi Nahdlatul Ulama (NU), tutur Fahrurrozi, tidak boleh membangkang terhadap pemerintahan yang sah. "Kita berkewajiban patuh. Negara ini lebih mahal dari sekadar orang per orang,” ujar dia.
Lagi pula, lanjut Fahrurrozi, Kemenkeu juga sudah mengambil sejumlah tindakan serius untuk menyikapi kasus ini. Di antaranya menyerahkan polisi mengusut tuntas, maupun melakukan pemeriksaan internal. Saat ini, Rafael Alunsudah dicopot dari jabatannya.
"Bu Sri Mulyani sudah memberhenti orang tua pelaku, sudah melakukan pemeriksaan. Itu bagus dan kita apresiasi semua itu,” katanya.
Langkah-langkah yang sudah dilakukan Kemenkeu tersebut diharapkan akan membuat masyarakat puas. Dalam arti, masyarakat melihat Kementerian Keuangan tidak diam saja menyikapi masalah ini.
"Persoalan hukum itu harus diselesaikan dengan baik. Polisi, pemerintah bertindak secara adil dan fair. Kalau melibatkan orang di instansinya sendiri ya gak usah ewuh pakewuh (sungkan, red) ya diperiksa saja,” ungkapnya.
PBNU juga sudah mengimbau kepada keluarga besar Anshor untuk menyerahkan masalah ini kepada kepolisian. “Kita ikuti proses hukum yang sedang berjalan,” kata dia.
Polisi pun saat ini telah menangkap dan memproses hukum Dandy. "Kita patuh hukum dan tidak boleh bertindak sendiri. Marah dan kecewa pun kita serahkan ke institusi untuk menegakkan hukum secara profesional, dan biar ada efek jera,” tukasnya, dikutip dari Republika.co.id.[Fhr]