telusur.co.id - Surat kabar Amerika Serikat, mengutip sejumlah pejabat Gedung Putih, mengatakan kesulitan dalam melancarkan serangan ke posisi-posisi pasukan Yaman.
Wall Street Journal (WSJ), yang dikutip pada Kamis (4/1/24) melaporkan, sejumlah pejabat AS mengatakan salah satu kesulitan dalam menyerang posisi Houthi (Ansarullah) adalah karena banyak sistem persenjataan mereka yang bergerak, tidak statis.
Seorang pejabat Pusat Komando Militer AS di Timur Tengah, CENTCOM, kepada WSJ mengatakan, pasukan Yaman sejak pertengahan bulan November 2023 melancarkan 24 kali serangan ke kapal-kapal dagang di Laut Merah.
Ansarullah yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah Yaman, sejak pecahnya serangan brutal Israel ke Gaza, melancarkan serangan ke kapal-kapal milik Israel atau yang berlayar ke Israel di Laut Merah.
Serangan-serangan pasukan Yaman di Laut Merah dimulai sejak 19 November 2023, dan Ansarullah mengumumkan selama serangan Israel ke Gaza belum dihentikan, aksi mereka di Laut Merah juga akan terus berlanjut.
Sementara itu New York Times, Senin lalu mengklaim Departemen Pertahanan AS, Pentagon, tengah mempersiapkan serangan ke pangkalan-pangkalan militer Ansarullah di dalam Yaman.
Menurut NY Times, konfrontasi militer langsung AS dengan Yaman merupakan pilihan yang sulit bagi pemerintahan Presiden Joe Biden.
"Pemerintah Biden, harus memutuskan apakah akan menyerang situs-situs rudal dan drone Houthi di Yaman atau menunggu sampai Houthi mundur sendiri. Pertanyaannya, apakah Houthi akan mundur atau tidak," kata NY Times. [Tp]