Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Nyatakan Perang Tidak Akan Segera Berhenti - Telusur

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Nyatakan Perang Tidak Akan Segera Berhenti

Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar. (Foto: Times of Israel).

telusur.co.id - Surat kabar AS The Wall Street Journal (WSJ) pada hari Minggu (10/12/23) melaporkan bahwa pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, dalam pembicaraan dengan perunding Mesir mengenai  pertukaran tawanan menyatakan perang tidak akan segera berakhir.

Informasi ini mengemuka dalam  laporan panjang WSJ tentang Yahya Sinwar, yang mempelajari “jiwa orang Israel, dan mempertaruhkan nyawanya pada apa yang dia pelajari tentang Israel” dalam perang Gaza.

Dikutip Rai Al Youm, dilaporkan bahwa Sinwar menghentikan komunikasi mengenai pertukaran tawanan dengan Israel beberapa kali untuk memberikan tekanan pada Tel Aviv agar menerapkan gencatan senjata yang digunakan Hamas untuk mengonsolidasikan kembali barisannya, menurut mediator Mesir.

Ketika para tawanan Israel dibebaskan, hal ini dilakukan secara bertahap selama beberapa hari dan tidak sekaligus sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Israel.

Sinwar memberi tahu mediator Mesir bahwa perang tidak akan segera berakhir. Dia mengatakan bahwa pertempuran mungkin berlanjut selama berminggu-minggu sehingga menngindikasikan bahwa dia ingin memberikan tekanan pada Israel sebesar mungkin. Dia dapat menjelaskan mengenai sisa tawanan Israel yang ditawan oleh gerakan tersebut, menurut Sky News Arab.

Setelah gencatan senjata kemanusiaan berakhir dan dimulainya kembali pertempuran, Hamas memperkuat posisinya dan menyatakan tidak akan melepaskan lebih banyak tawanannya kecuali Israel menyudahi perang di Gaza.

Dinyatakan bahwa para tawanan itu adalah personel militer, sementara Israel menyatakan bahwa di antara mereka terdapat warga sipil. Israel sepakat dengan Sinwar bahwa pertempuran tak akan berhenti dalam waktu dekat.

Perkiraan Israel yang dilaporkan oleh lembaga penyiaran publik Kan menyebutkan bahwa pertempuran di Jalur Gaza akan berlanjut selama dua bulan lagi. Namun tidak akan ada gencatan senjata setelah itu, melainkan “operasi penentuan posisi”, dan pasukan Israel akan tetap berada di Jalur Gaza.

Hal ini berseberangan dengan tenggat waktu yang diberikan oleh Presiden AS Joe Biden kepada Israel untuk mengakhiri perang pada Januari mendatang, menurut laporan media. Namun ,seorang pejabat Gedung Putih membantah penetapan tanggal tertentu untuk Israel.

Sementara itu, Abu Obeida, jubu bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan pada hari Minggu bahwa lebih dari 180 kendaraan militer Israel telah dihancurkan dalam waktu 10 hari, sejak berakhirnya gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas di Gaza.

Dalam rekaman audio dia mengatakan: “Pejuang kami di semua wilayah serangan ke Jalur Gaza mampu menghancurkan secara total dan parsial lebih dari 180 kendaraan Israel dalam 10 hari, sejak berakhirnya gencatan senjata sementara antara Israel pada 1 Desember .”

Dia menambahkan, “Musuh (Israel) telah gagal di utara dan selatan Jalur Gaza, dan akan semakin gagal seiring berlanjutnya agresi mereka dan pergerakan mereka ke wilayah lain di Jalur Gaza.”

Dia juga menyebutkan bahwa para pejuang Al-Qassam “menghadapi pasukan musuh yang ditempatkan di garis depan sebelum berakhirnya gencatan senjata atau melakukan penetrasi ke front baru.” [Tp]


Tinggalkan Komentar