Pemimpin Hizbullah: Jika Perang dengan Lebanon Meletus, Pertempuran Melawan Israel akan Habis-Habisan - Telusur

Pemimpin Hizbullah: Jika Perang dengan Lebanon Meletus, Pertempuran Melawan Israel akan Habis-Habisan

Pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah. (Foto:Al Ahed).

telusur.co.id - Pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyid Hasan Nasrallah mengatakan, jika perang diberlakukan di Lebanon, maka poros pejuang perlawanan akan berperang dengan musuh tanpa aturan, regulasi dan batasan apapun

Dikutip Parstoday, Kamis (20/6/24), Sstus berita Al-Ahed melaporkan, Sayyid Hasan Nasrullah mengatakan, rezim genosida Israel dan Amerika Serikat mengetahui bahwa serangan terhadap Lebanon akan memiliki konsekuensi regional yang luas

Hal itu disampaikan Nasrallah dalam acara peringatan kesyahidan Talib Sami Abdullah, salah seorang komandan Hizbullah, yang syahid pada hari Rabu lalu dalam serangan tentara rezim Zionis di kota Joya, di selatan Lebanon.

"Berbagai front di Lebanon akan melanjutkan operasinya untuk mendukung perlawanan Palestina dan akan memaksa musuh pendudukan untuk mundur dari Jalur Gaza," tegas Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon itu.

"Para komandan rezim Zionis mengungkapkan lebih dari 100.000 tentara Zionis dan beberapa divisi dikerahkan untuk menghadapi front Lebanon, dan jika bukan karena front ini, pasukan yang cukup akan disediakan untuk mengalahkan Gaza," ujar Nasrallah.

"Agresor Israel menyembunyikan kekalahan mereka di front utara agar tidak menghadapi tekanan lebih lanjut. Tetapi, selain kekalahan pasukan musuh, front Lebanon membuat puluhan ribu pemukim Zionis mengungsi dan berdampak buruk pada perekonomian dan pariwisata mereka, bahkan untuk pertama kalinya. Beban sabuk keamanan tercipta di utara Palestina dan citra militer, keamanan dan pencegahan musuh porak-poranda," tegasnya.

Nasrallah menekankan tidak ada pembatasan dalam hal teknologi elektronik dan teknis seperti perbatasan Lebanon dan Gaza, dan mengatakan bahwa perlawanan telah sibuk membutakan dan memekakkan telinga musuh selama empat bulan terakhir.

Dia juga menyinggung operasi militer besar Iran ke Israel, yang disebut Operasi Janji Setia. 

"Republik Islam Iran mengubah situasi demi mendukung poros perlawanan dengan serangan pesawat tak berawak dan rudal terhadap Israel," pungkasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar