Pemulihan Ekonomi, Sunandar: Pemkab Bekasi Siap Bantu UMKM - Telusur

Pemulihan Ekonomi, Sunandar: Pemkab Bekasi Siap Bantu UMKM

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Sunandar

telusur.co.id - Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi diwanti-wanti untuk memprioritaskan penyelamatan ekonomi rakyat, terutama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam penanggulangan gangguan ekonomi dampak pandemi virus corona (Covid-19). Alasannya, gangguan ekonomi yang baru mulai muncul akibat Covid-19 sudah memukul UMKM.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Sunandar mengatakan, pemulihan ekonomi di Kabupaten Bekasi, harus dimulai dari upaya pemulihan terhadap sektor UMKM. Sebab, UMKM memiliki peranan penting terhadap perekonomian.

"Secara teori ekonomi, tidak mungkin bisa pulih kalau kita tidak segera memulihkan UMKM-nya," kata Sunandar kepada telusur.co.id, Rabu (5/8/2020).

Legislator Partai Golkar itu meyakini, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi siap membantu para pelaku usaha kecil untuk mendapatkan bantuan modal. “Saya kira, Pemkab Bekasi siap mengeluarkan rekomendasi sebagai pengantar untuk para pelaku usaha kecil guna mendapatkan bantuan modal dari bank melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR),” katanya.

Sejak dulu, kata Sunandar, pemerintah daerah memang tidak pernah mengeluarkan bantuan uang kepada para pelaku UMKM. “Kalau untuk bantuan modal berupa uang tunai dari Pemkab, sejak dulu tidak ada. Pemkab hanya merekomendasikan agar pengusaha UMKM itu dapat pinjaman modal dari bank,” katanya.

Dia menambahkan, kalaupun ada bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, hanya berupa peralatan. Misalnya, terkait usaha sablon atau usaha pembuatan kue.

Ditanya mengenai pergerakan ekonomi di Kabupaten Bekasi, Sunandar mengakui dampak pandemi virus corona (Covid-19) ini, perekonomian menurun. Terutama bagi para pengusaha industri. Bahkan sampai sekarang perusahaan otomotif belum berproduksi.

“Walau demikian, pihak perusahaan tersebut tetap membayar penuh gaji karyawannya, meski dirumahkan,” kata mantan Ketua DPRD Kabupaten Bekasi itu.

Selain pengusaha industri otomotif, lanjut Sunandar, sejumlah pelaku usaha kecil yang menekuni usaha konveksi kaos dan jaket, juga penghasilannya menurun.

“Saat ini para pelaku usaha kecil kena imbas. Mereka tidak lagi hanya kesulitan memasarkan produknya, bahkan ada yang berhenti berproduksi,” ulas Sunandar.

Selain pengusaha industri otomotif dan pelaku usaha kecil, lanjut Sunandar, pengusaha properti juga mengalami hal serupa. “Kalau saya lihat banyak pengusaha properti mengalami goncangan berat di tengah pandemi Covid-19 ini,” katanya.

Menurut dia, kalaupun ada pengusaha properti yang masih berjalan, itu pada tingkatan apartemen dan cluster. Artinya, mereka adalah investor dari luar Kabupaten Bekasi.

Sementara bagi para pengusaha properti yang mengandalkan subsidi, itu banyak yang melakukan pengurangan karyawannya. Namun demikian, kata Sunandar, pendapatan daerah dari BPHTB dan PBB tidak berpengaruh, masih stabil. “Yang saya tahu, pendapatan daerah tetap stabil,” jelasnya.

Diketahui, usaha dalam berbagai sektor mengalami goncangan berat di tengah pandemi Covid-19. Banyak yang gulung tikar dan sebagian merumahkan karyawannya.

Bambang adalah pelaku usaha kecil asal Tambun Selatan yang menekuni usaha konveksi kaos dan jaket. Selama masa pandemi, produksi usahanya turun hingga 70 persen. Ia pun terpaksa merumahkan setengah jumlah pekerjanya semula 12 orang menjadi enam orang.

"Dulu, kalau untuk kaos produksi bisa 5.000-6.000 kaos. (Setelah pandemi) turunnya 70 persen lah," keluhnya.

Bambang menambahkan, keuntungan yang didapat selama masa pandemi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. "Saya kan rata-rata kewajiban itu, per bulan kurang lebih Rp15 juta. Ya, banyak tekornya. Tidak menutup. Setengahnya dari Rp15 juta harus nombok," paparnya.

Ia pun berharap mendapat suntikan modal dari pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memulihkan usahanya. Termasuk memberikan akses pasar, agar pesanan kembali normal. (ADV)

 

Tinggalkan Komentar