Pencemaran Kali Cilemahabang Dekat Rumah Bupati Bekasi, Airnya Bau  - Telusur

Pencemaran Kali Cilemahabang Dekat Rumah Bupati Bekasi, Airnya Bau 


telusur.co.id  – Warga Desa Karang Bahagia dan Waluya, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi mengaku sedih dan menderita lantaran sudah setahun merasakan gatal-gatal dan kesulitan air bersih.

Hal ini dampak dari tercemarnya Kali Cilemahabang yang merupakan air irigasi PJT II Lemahabang yang tak kunjung ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi. Padahal, Kali Cilemahabang lokasinya tidak jauh dari rumah Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja.

Warga sudah kehabisan kesabarannya karena keluhannya tak pernah direspon oleh aparat desa setempat, apalagi Dinas Lingkungan Hidup. Pencemaran Kali Cilemahabang ini sudah tidak bisa dianggap sepele lagi karena airnya hitam, bau dan berbusa.

Banyak warga tak mampu yang mengantungkan air sungai untuk keperluan sehari-hari akhirnya terpaksa digunakan meskipun harus menerima resiko terkena penyakit kulit gatal-gatal.

"Padahal, air ini tak layak digunakan,” demikian penuturan warga saat ditemui wartawan di lokasi, Sabtu (26/10/19).

Warga bernama Ibu Umi mengaku sedih dan kecewa seakan warga di desanya seperti anak tiri yang tak mendapatkan perhatian dan kepedulian dari Bupati Eka Supria Atmaja yang juga berdomisili tak jauh dari tempat tinggal warga.

”Kami cuci baju bayi, cuci piring bahkan air wudhu terpaksa pake air hitam dan bau ini untuk keperluan sehari-hari. Mau bagaimana lagi saya nggak mampu pasang air sanyo dan air bersih tak bisa kami beli,” ucapnya sedih.

Warga seperti Bu Umi masih banyak mereka tergolong keluarga berekonomi lemah untuk membiayai hidup sehari-hari saja pas-pasan, apalagi untuk membeli air bersih, mereka mengaku tak mampu.

“Anak-anak dan orangtua sudah banyak yang terkena gatal-gatal, tapi belum ada sama sekali pejabat yang turun kemari untuk melihat kondisi warga,” lanjut Bu Umi prihatin.

Warga berharap pemerintah setempat untuk peduli dengan membuatkan sumber air bersih artesis dengan bantuan satelit untuk kebutuhan air bersih warga sekitar.

“Kita pengennya ada bantuan air bersih dari pemerintah apalagi sekarang kemarau panjang kami kesulitan air,” ucap Ahmad Ambon, salah satu warga Karang Bahagia.

Menyikapi parahnya pencemaran Kali Cilemahabang yang lokasinya di dekat rumah Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja, R Rudi Gunadi dari Lembaga Advokasi dan Bantuan Hukum Gerakan Rakyat Sadar Hukum Indonesia (LABH-GRASHI) menilai hal ini sangat memalukan.

Terlebih, kata Rudi Gunadi, Desa Waluya merupakan kampung halaman Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja yang seharusnya diberikan perhatian yang serius terkait pencemaran Kali Cilemahabang ini.

“Memprihatinkan sekali kondisi sungai hitam dan bau dibiarkan, ternyata lokasinya tak jauh dari tempat tinggal bupati. Bagaimana kalau lokasinya jauh dari tempat tinggal beliau yang tak nampak di depan mata,” ketusnya.

Rudi Gunadi tegas menyayangkan kondisi sungai yang diduga tercemar limbah pabrik yang ada disepanjang saluran irigasi PJT II Desa Waluya tak ada upaya penangganan secara serius dari Pemkab Bekasi.

“Tindak tegas oknum yang bermain. Siapa saja baik oknum pengusaha maupun oknum ASN yang tak bisa kerja mengatasi pencemaran sungai akan ditindak, supaya masyarakat melihat bukti slogan Bekasi Baru dan Bekasi Bersih benar diterapkan,” katanya.

Rudi Gunadi meminta pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, segera menelisik segala bentuk perizinan pabrik-pabrik yang ada sekitar saluran PJT II tersebut, apakah sudah memenuhi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang sesuai dengan Undang-Undang Lingkungan Hidup No. 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sebelum dialirkan ke aliran saluran irigasi PJT II tersebut.[Tp]


Laporan: Dudun Hamidullah

 


Tinggalkan Komentar