telusur.co.id - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan, reshuffle kabinet kali ini berkaitan dengan penggabungan Kemenristek ke Kemendikbud.

Selain itu, kata dia,  reshuffle juga berkaitan dengan pembentukan Kementerian baru sehingga tetap ada 34 Kementerian.

"Sementara Ristek terapan (applied research) dikoordinasi di bawah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang merupakan Lembaga Negara setingkat Kementerian, sama seperti BKPM, BNPB atau BKN," kata Andreas, Rabu (14/3/21).

Lalu, lanjut dia, riset pendidikan oleh Perguruan Tinggi ada di bawah koordinasi Kemendikbud (mungkin bisa dibentuk satu Dirjen yang khusus mengurus riset pendidikan).

"Sehingga sebenarnya reshuffle ini tidak ada kaitan dengan kinerja Menteri apalagi Mendikbud. Justru Mendikbud akan diberi tanggung jawab tambahan yaitu mengoordinasi riset Pendidikan," ungkap Andreas.

Sebagai anggota Komisi X DPR, dirinya melihat selama ini kinerja Nadiem Makarim bagus-bagus saja.

"Bahkan dengan Nadiem sedang mempersiapkan terobosan-terobosan dalam dunia pendidikan yakni merdeka belajar, kampus merdeka, dan peningkatan status guru-guru honorer, saya tidak melihat urgensi dan relevansi untuk mereshuffle Nadiem," tandasnya. [Tp]