telusur.co.id - Media sosial sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa lepas dan memiliki dampak besar pada kehidupan maupun kesehatan mental kita. 

Facebook, Instagram, Twitter dan berbagai platform lainnya, sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Mereka menjadikannya sebagai sumber kebahagiaan, hiburan, informasi maupun inspirasi. Media sosial awalnya hanya untuk menciptakan kesenangan berlancar di dunia maya. 

Namun, sekarang banyak pengguna media sosial merasa tidak bahagia karena terus-menerus melihat kehidupan orang lain yang lebih bahagia atau lebih kaya. 

Hal ini disebabkan kita terus membandingkan diri dengan orang lain. Sehingga menciptakan perasaan negatif dan memiliki perasaan Fear of Missing Out (FOMO). 

Sejumlah penelitian juga membuktikan, media sosial dapat menyebabkan depresi, harga diri rendah, masalah citra tubuh, kecemasan, isolasi sosial, dan banyak masalah psikologis lainnya. 

Para pakar menganjurkan kita untuk secara berkala menerapkan social media break. Rehat sejenak ini berfungsi sebagai detok untuk menghilangkan berbagai dampak buruk media sosial sampai siap menggunakan sosial media kembali.

Keharuskan melakukan social media break mungkin terasa sulit karena kecemasan tertinggal informasi dan update terbaru. Hal tersebut dapat dialihkan dengan melalui informasi, inspirasi dan insight di email kamu. 

Namun, jeda ini sebenarnya bisa kita manfaatkan untuk melakukan banyak hal lain yang lebih bermanfaat dan tidak kalah asik tentunya. Dengan membaca buku, bermain dengan hewan peliharaan atau menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang terdekat. 

Selain itu, social media break tidak harus dilakukan dengan mematikan ponsel atau memutus jaringan internet. Dapat melakukannya dengan membatasi waktu yang dihabiskan di depan platform media sosial sampai tahap minimal.[Tp]

Laporan: Audi Raihanah