telusur.co.id - Pengamat Politik Citra Institute Efriza, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut ada oknum-oknum dalam birokrasi yang melawan dirinya dan menyebut sebagai raja kecil memiliki banyak tafsir. 

"Makna raja kecil multitafsir. Tetapi jika dipelajari dengan cermat pernyataan Presiden Prabowo ada empat pemaknaannya," kata Efriza dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025). 

Makna yang pertama kata Efriza, raja kecil dalam konteks hubungan kekuasaan pusat dan daerah, kemungkinan hal ini terkait pemangkasan anggaran dalam hubungan pusat dan daerah.

"Kepala Daerah memungkinkan tidak semuanya sependapat dengan langkah penghematan anggaran yang sedang diberlakukan, oleh sebab itu adanya rencana retreat terhadap kepala daerah terpilih," ujarnya. 

Makna raja kecil yang kedua, kata dia, adanya pejabat-pejabat yang menolak agar efisiensi anggaran tak dilakukan di kementerian/lembaganya.

"Kedua, pejabat tinggi, ini memungkinkan penolakan yang dilakukan oleh kementerian/lembaga agar anggaran yang diperuntukkan untuk lembaga itu tidak dipotong," ujarnya. 

"Ketiga, untuk hal yang terakhir terkait perilaku dari seseorang yang arogan dengan sikap tak bisa dikontrol, ini bisa menyasar kepada individu dari kementerian misalnya," sambungnya. 

Selanjutnya makna keempat kata Efriza, raja kecil yang dimaksud adalah para pimpinan partai politik yang kini menduduki posisi-posisi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran yang menolak efisiensi anggaran. 

"Keempat, raja kecil juga bisa digunakan untuk penafsiran ia punya kuasa yang setara, seperti pembantu Prabowo yang merupakan ketua umum partai," pungkasnya.[Fhr]

 

Laporan: Dhanis Iswara