Pertanyakan Keberpihakan Gibran, Garda Indonesia: Kok Lebih Dengerin Aspirasi Ojol Binaan Korporat Aplikator? - Telusur

Pertanyakan Keberpihakan Gibran, Garda Indonesia: Kok Lebih Dengerin Aspirasi Ojol Binaan Korporat Aplikator?

Wapres Gibran menemui para ojol di Istana Wapres RI. Foto: Istimewa

telusur.co.id - Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menegaskan, sekelompok pihak beratribut ojol yang bertemu dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Istana Wapres, Jakarta, pada Minggu (31/9/2025), bukan dari asosiasi maupun kelompok yang selama ini sedang memperjuangkan hak dan keadilan bagi ojol seluruh Indonesia. Garda Indonesia juga tidak mendapatkan informasi lengkap apa bahasan dalam pertemuan tersebut.

"Apabila mereka adalah pengemudi asli punya akun ojol dan utusan dari perusahaan aplikasi atau mewakili korporat perusahaan aplikasi, maka sangat disayangkan bahwa Gibran lebih memilih menampung kepentingan korporat aplikator dibandingkan rakyat Indonesia yang berprofesi sebagai ojol yang sedang berjuang atas hak dan keadilan," kata Igun dalam keterangan resminya kepada Telusur.co.id, Selasa (2/9/2025).

Igun mempersilakan masyarakat Indonesia untuk menilai pertemuan antara Gibran dengan pengemudi ojol yang mewakili kepentingan korporat tersebut. Bahkan, diduga untuk membesarkan korporat dan kepentingan Gibran yang seakan telah menampung aspirasi pengemudi ojol.

"Namun, ternyata pengemudi ojol dari korporat aplikator yang selama ini telah melakukan penindasan hak dan keadilan bagi sebagian besar pengemudi ojol yang sedang mengalami kesulitan ekonomi dan diabaikan hak serta keadilannya," tegasnya.

Saat ini, lanjut Igun, para pengemudi ojol binaan korporat yang pro kepada kepentingan korporat aplikator, sedang beramai-ramai membantah pernyataan Garda yang tidak mengenal siapa pihak-pihak yang hadir dalam pertemuan antara Gibran bersama pengemudi ojol tersebut. Mereka menyebut bahwa pengemudi ojol yang bersama Gibran adalah pengemudi asli.

Bagi Garda Indonesia, tegas Igun, tidak peduli apakah mereka pengemudi asli atau bukan. Jika pertemuan itu mewakili kepentingan korporat aplikator, maka patut dipertanyakan kepada Gibran. 

Karena, saat ini rakyat ojol sedang dalam kesulitan ekonomi dan terpaksa harus beroperasi melebihi batas normal (rata-rata lebih dari 14 jam) supaya mendapatkan uang mencukupi yang bisa dibawa pulang ke rumah untuk kebutuhan hidup hariannya.

"(Ini) Akibat ulah pemotongan biaya aplikasi melebihi 20% bahkan hingga mencapai hampir 50% dari para pengemudi ojol," kritiknya.

Ia memastikan, Garda Indonesia akan tetap fokus pada tuntutan utama yaitu "Potongan Biaya Aplikasi 10%" yang terus mendapatkan perlawanan dari korporat aplikator dengan berbagai cara. Garda mensinyalir, pihak korporat terus merapat dan meminta perlindungan dari pemerintah dan terbaru kepada Wapres Gibran agar kepentingan bisnisnya tetap terjaga.

"Dan pemerintah serta kepala negara tidak mengabulkan aspirasi pengemudi ojol melalui Gardan agar potongan biaya aplikasi direvisi menjadi 10%," sesalnya.

Lebih lanjut, Garda Indonesia mempertanyakan keberpihakan Gibran. "Apakah Wapres pro kepada rakyat atau pro kepada pebisnis atau korporat aplikator, sehingga lebih memilih menyerap aspirasi korporat, aspirasi bisnis dibandingkan aspirasi rakyat Indonesia, ataukah memang pemerintahan dan kekuasaan sudah dikendalikan oleh kepentingan korporat aplikator ojol sehingga timbul adanya kebijakan pemerintah yang dikendalikan oleh korporat aplikator ojol atau disebut dengan 'vendor driven policy'?" tanya Igun.

Sebelumnya, GoTo maupun Maxim memberikan klarifikasi, bahwa kehadiran para mitra merupakan bagian dari undangan resmi yang disampaikan Kantor Sekretariat Wakil Presiden kepada seluruh platform ojol. Tujuannya adalah untuk menyerap aspirasi langsung dari para pengemudi, mulai dari persoalan solidaritas sesama mitra hingga harapan menjaga situasi tetap aman dan damai

"Pada hari Sabtu, kami dan aplikator lain dihubungi oleh Kantor Wakil Presiden untuk menghadirkan perwakilan mitra ojol dari seluruh aplikasi dalam dialog bersama Wapres. Tujuannya adalah untuk mendengar langsung aspirasi dan harapan para mitra," kata Direktur Public Affairs & Communications PT GOTO, Ade Mulya, dikutip dari Inilah.com, Selasa.

Ade memastikan, Mohamad Rahman Tohir atau Cang Rahman, salah satu peserta yang menjadi sorotan publik di acara tersebut adalah mitra aktif Gojek sejak 2015.

“Bagi kami, setiap ruang dialog adalah kesempatan berharga. Suara tulus para mitra adalah fondasi terkuat untuk mencari solusi bersama demi masa depan yang lebih baik,” tegas Ade

Senada, platform Maxim juga memastikan bahwa perwakilan yang hadir dalam pertemuan dengan Wapres Gibran tersebut adalah mitra engemudi resmi yang masih aktif.

"Tujuannya adalah untuk berdialog mengenai kondisi di lapangan sekaligus menyerap masukan yang disampaikan pribadi secara langsung oleh para pengemudi," kata Public Relations Specialist Maxim Order Service Arkam Suprapto, dikutip dari Kontan.co.id, Selasa.

Menurut Arkam, kehadiran para pengemudi itu sebagai tamu undangan merupakan hasil kesepakatan dan inisiatif mitra pengemudi sendiri dalam kapasitasnya sebagai perwakilan. Maxim senantiasa berupaya menyelesaikan berbagai isu secara damai dan beradab. 

Perusahaan juga rutin mengedukasi mitra pengemudi agar menjaga ketertiban serta menghindari aksi anarkis yang berpotensi menimbulkan korban. 

"Kami percaya bahwa dialog yang membangun adalah langkah terbaik untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan,” kata Arkam.[Nug]


Tinggalkan Komentar