telusur.co.id - Pemerhati sejarah yang juga sahabat lama Ganjar Pranowo, Lukman Hakiem, mengaku senang Gubernur Jawa Tengah itu disebut-sebut sebagai bakal calon presiden dalam Rakernas Partai NasDem. Ia pun memberi pesan kepada Ganjar terkait persatuan Nasional.

"Sebagai kader GMNI sejati, sampeyan dapat mewujudkan cita-cita utama Bung Karno mengenai persatuan nasional," kata Lukman dalam pesannya dari Sukabumi, Sabtu (25/6/22).

Menurut Lukman, selama 10 tahun terakhir, bangsa ini sudah lelah menghadapi pembelahan yang nyaris memporak-porandakan persatuan dan kesatuan bangsa, di zaman apa yang disebut demokrasi liberalpun, pembelahan bangsa setajam sekarang tidak terjadi padahal persaingan ideologi saat itu sangat keras.

Berikut pesan lengkap dari Lukman Hakiem tersebut:

Assalamualaikum. Merdeka! Mas Ganjar yang baik, saya senang mendengar nama sampean disebut-sebut sebagai bakal Capres di Rakernas Nasdem. Jika semua berjalan lancar dan dengan takdir Allah sampeyan terpilih menjadi Presiden RI, besar harapan saya, sebagai kader GMNI sejati sampeyan dapat mewujudkan cita-cita utama Bung Karno mengenai persatuan nasional. 

Selama 10 tahun terakhir ini, kita sudah lelah menghadapi pembelahan bangsa yang nyaris memporak-porandakan persatuan dan kesatuan bangsa, di zaman apa yang disebut demokrasi liberalpun, pembelahan bangsa setajam sekarang tidak terjadi padahal persaingan ideologi saat itu sangat keras. 

Menjelang Pemilu 1955, Presiden Soekarno berpidato di depan Gerakan Pendukung Pancasila: "jangan ada sesuatu partai yang mengaku-ngaku berazas Pancasila, PNI tetaplah dengan azas Marhaenisme. Dengan azas Marhaenisme kami mendukung tetap tegaknya Pancasila sebagai dasar negara." 

Sikap lapang dada Bung Karno ini, menginspirasi seluruh anak bangsa untuk juga bersikap legowo terhadap berbagai perbedaan pendapat. Setajam apapun perbedaan pendapat tidak pernah terucap kata-kata kasar yang menyakitkan. Mendiang Sabam Sirait bersaksi di tengah pertentangan ideologi yang sangat tajam, di gedung parlemen kita dapat menyaksikan M. Natsir  dan DN Aidit minum kopi bersama. Padahal perbedaan ideologi diantara mereka bagai bumi dan langit. Besar keyakinan saya sampeyan bisa mewujudkan kembali hal itu. 

Kita boleh berbeda tapi tidak boleh pecah. Selamat berjuang. 
Wassalam
Merdeka! 

Dari Konco Lawas
Lukman Hakiem

Nb : Salam buat Mbak Nurul.