telusur.co.id - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 80 nama dokter yang meninggal dunia akibat pandemi Covid-19. Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta pemerintah untuk memprioritaskan perlindungan terhadap dokter dan tenaga medis.
"Tenaga medis harus terlindungi dengan aman dalam menjalankan tugas di masa pandemi. Sebab mereka bekerja di zona yang rentan penularan. Kita tidak ingin ada tenaga medis yang terpapar atau gugur akibat prosedur penanganan Covid-19 yang kurang standar,” kata Netty dalam keterangannya, Jumat (21/8/20).
Menurut Netty, jika perlindungan tenaga medis tidak diprioritaskan, maka Indonesia akan mengalami kerugian di masa depan.
Karena, jumlah dokter di Indonesia kurang dari 200 ribu orang. Dan ini masih belum sepadan dengan jumlah penduduk.
"Jika kebijakan perlindungan terhadap dokter tidak efektif, bukan tidak mungkin kita akan mengalami krisis dokter dan tenaga medis,” katanya
Hal ini, lanjut dia, sejalan dengan apa yang disampaikan Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, yang mengungkapkan jumlah dokter paru di Indonesia, yakni 1.976 orang.
Dengan jumlah tersebut, satu dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga.
“Semua pihak harus terlibat melindungi dokter dan tenaga medis sebagai aset bangsa yang berharga. Diawali dengan disiplin semua orang dalam menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak fisik,” kata Netty.
Selain itu, Netty juga meminta agar pemerintah membuat kebijakan perlindungan terhadap tenaga medis dan nakes.
“Dan ditindaklanjuti dengan implementasi kongkret di lapangan, seperti kepastian tersedianya alat pelindung diri yang standar dan layak di setiap tingkat pelayanan kesehatan,” tukasnya.[Fhr]