telusur.co.id -Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) genap berusia 65 tahun pada 17 April 2025. Bukan sekadar angka, usia ini menjadi penanda panjangnya proses pemikiran, perjuangan, dan dinamika organisasi yang terus mengalami perkembangan zaman.
Tim Kaderisasi Nasional Pengurus Besar PMII, Erlangga Abdul Kalam, menegaskan bahwa Harlah ke-65 ini bukan hanya ajang seremonial semata. Lebih dari itu, menjadi momen reflektif terhadap arah dan nilai-nilai perjuangan organisasi.
“Apakah kita sebagai anggota atau kader masih berdiri di atas prinsip dan nilai-nilai PMII, atau justru larut dalam formalitas semata? Ini menjadi pertanyaan penting yang patut kita renungkan bersama,” ujar Erlangga kepada telusur.co.id, Jumat (18/4/2025).
Ia menyayangkan budaya berpikir kritis yang seharusnya menjadi ciri khas intelektual muda, perlahan mulai meredup.
Banyak kegiatan organisasi, menurutnya, hanya sekadar menggugurkan kewajiban tanpa hasil yang mengakar.
“Potensi kewilayahan masing-masing cabang PMII juga belum dimaksimalkan secara utuh oleh pengurus cabang setempat. Ini pekerjaan rumah besar bagi kita semua,” tutur Rangga.
Rangga menekankan pentingnya inovasi dalam menyongsong era baru PMII. Menurutnya, peningkatan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama keberhasilan gerakan dan kaderisasi.
Selain itu, dia juga turut menyinggung soal tantangan besar yang muncul di tengah era disrupsi.
Bagi PMII, lanjut Erlangga, tantangan bukan hanya soal mengakses teknologi, tetapi bagaimana memastikan bahwa teknologi digunakan untuk memperkuat literasi dan daya berpikir kader.
“Jangan sampai teknologi justru menggantikan proses kaderisasi yang mendalam,” tegasnya.
Erlangga yakin, dengan pemahaman yang jernih atas tantangan dan peluang zaman, PMII mampu menjawab kebutuhan bangsa dan melahirkan generasi pemimpin masa depan.
“PMII bukan sekadar organisasi massa, tapi ruang tumbuh kader yang merdeka dan progresif,” imbuhnya. (Tp.