telusur.co.id - Dedi Aswida (43 tahun), warga Waskita, Kecamatan Bangko, dan Muhammad iqbal (22 tahun), warga Sungai Manau, Kabupaten Merangin, mengaku kecewa dengan keberadaan Pos Pemantauan Covid-19 di perbatasan Merangin-Sarolangun. Alasannya, saat mereka berdua bergerak dari Kota Jambi pada Jumat (10/4/20), pukul 21.47, berhenti di pos Siaga II Covid-19 itu, ternyata posnya tidak berfungsi maksimal.

Padahal, pamerintah sudah menggelontorkan banyak anggaran untuk pos pemantauan dan uang saku untuk para petugas.

"Seharusnya mobil yang dari luar Merangin atau dari arah Sarolangun harus di berhentikan dan di periksa, sementara dengan kesadaran sendiri kami yang melewati jalur tersebut minta untuk dicek kesehatan," kata Iqbal telusur.co.id, Sabtu (11/4/20).

Iqbal menyayangkan, di Pos Pemantauan Covid-19 itu juga tidak tersedia alat pengukur suhu tubuh dan rapit test kid. Padahal, alat itu sebagai langkah awal untuk memutus mata rantai penyebaran corona.

Iqbal menjelaskan, di pemberitaan sangat viral saat Bupati Merangin sidak setiap pos pemantauan. Ketika sidak tersebut, peralatan sangat lengkap, namun sekarang sudah tidak ada lagi. "Apakah hanya pas sidak Pak Bupati saja alatnya ada?" tanya Iqbal.

Senada, Dedi yang juga warga Merangin menilai, semestinya, sesuai SOP, setiap mobil yang melewati perbatasan wajib diperiksa tanpa terkecuali.

"Tapi fakta dilapangan tidak dilakukan. Di lapangan bus lalu lalang  tidak di berhentikan, maupun plat nomor dari zona merah Jakarta tidak di berhentikan juga," tegasnya.

Oleh sebab itu, Ia berharap pemerintah Kabupaten Merangin serius dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona.

"Jangan sampai di jadikan ajang pencitraan dan ambur ambur uang negera saja," tukasnya.

Sebagai informasi, dua warga Merangin berdasarkan hasil Rapid Test menunjukan Positif Covid-19, setelah dilakukan pemeriksaan di Puskesmas Kederasan Panjang.

Kabar itu dibenarkan oleh Jubir Pencegahan Covid 19 Kabupaten Merangin, Arif. 

"Benar dua orang dindo hasil Rapid Testnya tadi. Kini info dari Direktur rumah sakit sudah dijemput dan akan dibawa Ke Rumah sakit Umum untuk diisolasi,"kata Arif dilansir dari Bangko-Independet.com, Kamis (9/4/20). Saat ini status dua orang tersebut, saat ini masih ODP.[Fhr]