Prabowo Tegaskan Netralitas Indonesia di Tengah Memanasnya Perang Dagang AS-China - Telusur

Prabowo Tegaskan Netralitas Indonesia di Tengah Memanasnya Perang Dagang AS-China

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Foto: ist

telusur.co.id - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan sikap Indonesia yang tetap netral dalam menyikapi konflik perang dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia, Amerika Serikat dan China. Penegasan itu disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo usai menjadi pembicara dalam forum internasional Antalya Diplomacy Forum (ADF) yang digelar di Antalya, Turki.

Dalam wawancara singkat dengan media seusai acara, Presiden Prabowo menekankan bahwa Indonesia tak akan berpihak pada salah satu negara. Sebaliknya, Indonesia ingin mengambil peran strategis sebagai penjembatan hubungan antara dua negara yang kini terlibat saling balas kenaikan tarif impor.

"Kami tidak memihak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami, dan juga Amerika Serikat sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan," ujar Prabowo dengan tegas.

Ketegangan antara Washington dan Beijing kembali memuncak setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap produk asal China hingga mencapai 145 persen. Sebagai respons, pemerintah China juga menaikkan tarif impor barang dari AS dari 84 persen menjadi 125 persen, memperuncing konflik dagang yang berdampak pada stabilitas global.

Presiden Prabowo mengungkapkan harapannya agar kedua negara segera mencapai kesepakatan damai demi kestabilan ekonomi dunia.

"Saya harap pada akhirnya mereka akan mencapai semacam kesepakatan, saya harap," ungkapnya di Antalya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan Indonesia akan berpaling dari China dan menjalin kerja sama yang lebih erat dengan AS, Presiden menepis kemungkinan itu. Ia menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan China telah terjalin sangat erat, baik dalam hal perdagangan maupun kerja sama strategis lainnya.

"Tidak, tidak mungkin. China sudah terlalu dekat dengan Indonesia," tandasnya.

Sikap netral Indonesia ini menjadi sorotan di forum diplomatik tersebut, mengingat peran penting Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Indonesia dipandang memiliki posisi strategis dalam menjaga keseimbangan hubungan global di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan ekonomi antara negara-negara besar.

Dengan ketegangan dagang yang terus memburuk, dunia menantikan langkah-langkah bijak dari negara-negara nonblok seperti Indonesia untuk menjadi jembatan dialog yang konstruktif.[iis]


Tinggalkan Komentar